Gencatan Senjata Kembali Dilanggar, Anak-anak jadi Korban Serangan Israel di Gaza
Gaza, Palestina--X @Marchfoward
KALTARA, DISWAY.ID – Militer Israel kembali melancarkan serangan ke Jalur Gaza meski kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas masih berlaku sejak awal Oktober.
Serangan udara terbaru menargetkan wilayah Rafah di Gaza bagian selatan, menambah panjang daftar pelanggaran yang dilakukan pasukan Israel dalam beberapa pekan terakhir.
Menurut laporan Channel 12 Israel, pada Minggu, 26 Oktober 2025, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengadakan pembicaraan darurat dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan sejumlah pejabat militer membahas eskalasi di Gaza.
Sementara itu, Times of Israel melaporkan bahwa serangan ke Rafah dilakukan setelah Israel menuduh Hamas melanggar perjanjian gencatan senjata melalui insiden baku tembak di kawasan utara Gaza.
BACA JUGA:DPR RI Tinjau Proyek Strategis di Kaltara, Dorong Pemerataan Pembangunan Wilayah
Namun, kantor media pemerintah Gaza menyebut sebaliknya.
Dalam pernyataannya, otoritas Gaza mencatat 57 pelanggaran gencatan senjata oleh Israel sejak awal Oktober.
Serangan-serangan tersebut telah menewaskan 38 warga Palestina dan melukai lebih dari 140 orang.
“Pelanggaran ini termasuk penembakan terhadap warga sipil, serangan udara, dan penangkapan acak, yang menunjukkan kelanjutan kebijakan agresif pendudukan meski perang telah dinyatakan berakhir,” tulis pernyataan itu.
Salah satu serangan paling mematikan terjadi Jumat lalu, ketika sebuah keluarga beranggotakan 11 orang tewas akibat tembakan tank Israel saat mereka sedang berkendara menuju Gaza City.
BACA JUGA:Persatuan Pemuda Indonesia dari Sabang hingga Merauke: Menapak Jejak Sumpah Pemuda
Menurut Badan Pertahanan Sipil Gaza, seluruh anggota keluarga, termasuk tujuh anak dan tiga perempuan, meninggal di tempat.
“Setelah koordinasi dengan Palang Merah, tim kami berhasil mengevakuasi sembilan jenazah dari sebuah bus yang diserang di kawasan Zeitoun,” ujar juru bicara lembaga tersebut, Mahmoud Basal.
Ia menjelaskan bahwa keluarga itu berusaha pulang ke rumah mereka, namun kendaraan yang mereka tumpangi disebut melintas melewati ‘garis kuning’, batas wilayah yang ditetapkan tentara Israel.
Sumber: