Kenapa Daging Ayam Pejantan Mirip Ayam Kampung? Ini Penjelasan Ahli
Daging ayam pejantan kerap dianggap lebih alot dibanding ayam broiler.--Freepik
KALTARA, DISWAY.ID - Daging ayam pejantan kerap dianggap lebih alot dibanding ayam broiler.
Menurut Dr Tuti Suryati, dosen Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan IPB University, faktor utama penyebabnya adalah perbedaan genetik.
“Daging ayam pejantan berasal dari bangsa ayam petelur yang genetiknya dimurnikan untuk menghasilkan galur ayam dengan produktivitas telur sangat tinggi,” jelasnya.
BACA JUGA:Sudah Waktunya Daging Anjing dan Kucing Dilarang di Indonesia
Adapun, lanjut Dr Tuti, ayam broiler berasal dari bangsa ayam tipe pedaging.
Ayam broiler dikembangkan melalui proses pemuliaan dalam waktu yang panjang untuk menghasilkan bibit ayam pedaging dengan pertumbuhan yang cepat dan efisien, sehingga mampu mencapai bobot potong dalam waktu yang singkat (30–42 hari atau 5–6 minggu) dengan daging yang sangat empuk.
BACA JUGA:Buktikan Khasiat Konsumsi Daging Merah untuk Tingkatkan Kebutuhan Zat Besi
Sementara ayam pejantan yang berasal dari ayam tipe petelur pertumbuhannya tidak seefisien broiler.
“Karena dipelihara lebih lama, tekstur daging ayam pejantan menjadi lebih alot, tetapi lemaknya relatif lebih rendah dibandingkan ayam broiler,” ujarnya.
Dari sisi biologis, lanjutnya, perbedaan kadar kolagen sangat berpengaruh.
BACA JUGA:8 Cara Menyimpan Daging Kurban di Kulkas Agar Awet dan Tetap Segar!
Kolagen merupakan komponen penyusun jaringan ikat yang jumlahnya meningkat seiring pertambahan usia ternak.
“Semakin tua umur potong ayam, jaringan ikatnya semakin banyak. Hal ini menyebabkan tingkat kealotan daging meningkat,” kata Dr Tuti.
Selain faktor usia, aktivitas fisik ayam juga berpengaruh terhadap tekstur daging.
Sumber: