Trump Ingin Hamas Dilucuti, tapi Hamas Tak Mau Melepas Senjata

Militan Hamas--X @jacksonhinklle
KALTARA, DISWAY.ID – Dalam wawancara eksklusif yang dilakukan di Doha, Mohammed Nazzal, pejabat tinggi Hamas, secara terang-terangan menyatakan bahwa pihaknya tidak akan melucuti persenjataan, meskipun kesepakatan gencatan senjata dengan Israel telah diberlakukan.
Pernyataan ini memberi tekanan besar terhadap rencana transisi damai yang diinisiasi oleh Presiden AS Donald Trump, yang menetapkan pelucutan senjata Hamas sebagai syarat utama menuju rekonstruksi dan pemerintahan sipil di Gaza.
Hamas Tak Siap Melepaskan Kendali
BACA JUGA:Bantuan Sosial PKH 2025: Syarat, Jadwal Pencairan, dan Cara Cek Nama Penerima
Nazzal, yang duduk di jajaran politbiro Hamas, menyampaikan bahwa kelompoknya tetap berniat mengendalikan keamanan Gaza sepenuhnya selama masa transisi.
Dalam pandangannya, keamanan internal adalah elemen vital yang tidak dapat diserahkan kepada pihak luar.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa Hamas bersedia menerima gencatan senjata jangka panjang hingga lima tahun demi memberi ruang bagi pembangunan kembali Gaza yang luluh lantak akibat konflik.
Namun, ia juga memberi peringatan tegas: harapan akan perdamaian jangka panjang hanya bisa terwujud jika rakyat Palestina diberi jalur politik yang jelas menuju kemerdekaan penuh. Tanpa itu, kata Nazzal, "tidak ada jaminan stabilitas."
Perjuangan yang Tak Akan Ditanggalkan
Nazzal menggambarkan Hamas sebagai bagian dari perjuangan bersejarah Palestina.
Bagi mereka, mempertahankan senjata bukan semata pilihan militer, tapi simbol dari komitmen terhadap pembebasan nasional.
"Setiap pengorbanan, setiap upaya diplomasi, adalah bagian dari jalan panjang menuju negara Palestina yang merdeka dan berdaulat," ujarnya.
Ia menyebut tekad Hamas dan rakyat Palestina sebagai wujud perlawanan terhadap pendudukan, dan bahwa kedaulatan bukan sekadar aspirasi, tetapi keniscayaan sejarah yang tinggal menunggu momentum.
Kritik terhadap Eksekusi Publik
BACA JUGA:Cari Laptop Kencang, Keren, dan Terjangkau? Ini Pilihan Terbaik Mulai Rp 7 Jutaan
Dalam wawancara tersebut, Nazzal juga membela langkah keras yang diambil Hamas dalam beberapa hari terakhir, termasuk eksekusi terbuka terhadap beberapa individu yang dituduh melakukan pembunuhan dan kolaborasi dengan pihak asing.
Menurutnya, tindakan itu merupakan "langkah luar biasa" yang diperlukan di tengah situasi perang untuk menjaga ketertiban umum dan keamanan masyarakat Gaza.
Sumber: