Moms! Membentuk Karakter Anak Bukan Hanya Tugas Orangtua, Ini Penjelasan Ahli
kekhawatiran di kalangan orang tua terhadap penurunan moral anak, maraknya kasus kekerasan, perundungan, hingga pelecehan yang kini menjadi perhatian serius.--Istimewa
KALTARA, DISWAY.ID - Guru Besar IPB University, Prof Dwi Hastuti, menekankan pentingnya sinergi antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah dalam membentuk kualitas serta karakter anak Indonesia.
Hal tersebut disampaikan dalam Sidang Terbuka Orasi Ilmiah Guru Besar IPB University, Kamis 23 Oktober.
Dalam paparannya berjudul “Sinergisme Keluarga, Masyarakat, dan Pemerintah dalam Pengasuhan untuk Pembentukan Kualitas dan Karakter Anak Indonesia”, Prof Dwi mengungkapkan bahwa kualitas hidup anak merupakan indikator penting bagi keberlangsungan bangsa.
BACA JUGA:Minum Kombucha Bisa Pengaruhi Gula Darah? Ini Penjelasan Ahli
Ia menyoroti adanya kekhawatiran di kalangan orang tua terhadap penurunan moral anak, maraknya kasus kekerasan, perundungan, hingga pelecehan yang kini menjadi perhatian serius.
“Sebanyak 20 persen orang tua di Indonesia mengaku khawatir terhadap kondisi moral anak-anak mereka. Ini menunjukkan adanya kemunduran dalam integrasi moral yang harus segera diatasi,” ujarnya.
Menurut Prof Dwi, penguatan pengasuhan tidak bisa dibebankan hanya kepada keluarga, tetapi perlu dukungan nyata dari masyarakat dan pemerintah.
BACA JUGA:Pemerintah Bakal Wajibkan Bahan Bakar E10, Apa Keuntungannya? Ini Kata Ahli
Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas pihak untuk meningkatkan kapasitas pengasuhan, termasuk melalui pelatihan terstruktur, pendanaan, serta penyediaan sarana penyuluhan oleh tenaga ahli.
Lebih lanjut, ia menyebut model Kampung Ramah Keluarga dan Anak dapat dijadikan acuan konkret untuk mewujudkan sinergi tersebut.
Program serupa, seperti Kampung KB dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (dulu BKKBN), dan Kampung Ramah Anak dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), dapat diperkuat melalui peningkatan kapasitas parenting bagi ayah dan ibu.
“Di masa lalu, keluarga Indonesia dikenal tangguh karena nilai-nilai kebersamaan, keteladanan, dan spiritualitasnya kuat. Kini, tantangan terbesar datang dari individualisme dan pengaruh globalisasi yang menggeser nilai-nilai tersebut,” kata Prof Dwi.
BACA JUGA:Tak Sekadar Viral, Ahli Ungkap Makna Edukatif di Balik Tepuk Sakinah
Ia juga menekankan pentingnya penanaman nilai moral dan kasih sayang sejak dini, karena masa kanak-kanak merupakan periode optimal perkembangan otak.
Sumber: