Permainan Sensorik Dapat Membantu Anak Merasa Lebih Nyaman dengan Makanan

Wawasan ini sejalan dengan filosofi di acara Play-Doh Indonesia, Play-Doh Playdate: Menghidupkan Jajanan Anak dengan Kreativitas Tanpa Batas!.--Istimewa
KALTARA, DISWAY.ID – Banyak orang tua saat ini menghadapi kekhawatiran yang sama, anak yang sulit makan, menolak tekstur tertentu, atau tidak menunjukkan minat pada makanan.
Meski sering dianggap sebagai masalah perilaku, para ahli menyebutkan bahwa kebiasaan pilih-pilih makanan (picky eating) sebenarnya mungkin berkaitan dengan cara anak mengembangkan keterampilan sensorik dan motoriknya.
Sebuah artikel tahun 2010 berjudul “Picky Eating Habits or Sensory Processing Issues? Exploring Feeding Difficulties in Infants and Toddlers” mengkaji hubungan antara kesulitan makan dan pemrosesan sensorik.
Artikel tersebut menyoroti bahwa sebagian anak mungkin mengalami tantangan makan bukan semata-mata karena preferensi atau perilaku, melainkan karena cara mereka memproses informasi sensorik.
BACA JUGA:Presiden Prabowo Genjot SDM Unggu, 2.000 Anak Muda Disiapkan untuk Sektor Vital
Wawasan ini sejalan dengan filosofi di acara Play-Doh Indonesia, Play-Doh Playdate: Menghidupkan Jajanan Anak dengan Kreativitas Tanpa Batas!.
Acara interaktif yang diselenggarakan pada Hari Pangan Sedunia ini mempertemukan orang tua, anak, serta para pakar tumbuh kembang anak.
Tujuannya adalah untuk mengeksplorasi bagaimana permainan kreatif yang bersifat taktil (melibatkan indra peraba) dapat mendukung perkembangan sensorik, membangun keterampilan motorik, dan menumbuhkan hubungan positif dengan makanan tanpa adanya tekanan.
Acara ini menghadirkan diskusi bersama Saskhya Aulia, M.Psi., Psikolog Klinis Anak dan Remaja sekaligus Co-founder Tiga Generasi, dan Mentari Puspa Dewi, S.Tr.Kes.OT, Terapis Okupasi Anak dan Pendiri Occupational Child Development Center (OCDC).
BACA JUGA:Tak Hanya Anak dan Remaja, Lansia Pun Perlu Minum Susu
Kedua ahli ini menekankan bahwa tantangan seperti picky eating sering kali berawal dari perkembangan fisik dan sensorik anak, bukan berasal sepenuhnya dari masalah perilaku.
“Apa yang terlihat seperti permainan biasa sebenarnya adalah latihan motorik yang sangat penting bagi tangan anak,” ujar Saskhya.
“Saat anak-anak menggulung, menekan, dan membentuk Play-Doh, mereka melatih keterampilan motorik halus yang esensial untuk melakukan kegiatan seperti menulis, makan, dan koordinasi sehari-hari. Bentuk permainan sensorik ini juga mendorong asosiasi yang positif dan bebas tekanan dengan makanan, sehingga membantu mengurangi kecemasan saat waktu makan,” tambahnya.
BACA JUGA:Tak Hanya Anak dan Remaja, Lansia Pun Perlu Minum Susu
Sumber: