Dukung Purbaya Yudhi Sadewa, Nevi Zuairina: Waktunya Tekstil Lokal jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri!

Dukung Purbaya Yudhi Sadewa, Nevi Zuairina: Waktunya Tekstil Lokal jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri!

Nevi Zuairina, Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PKS--Fraksi PKS

KALTARA, DISWAY.IDAnggota Komisi VI DPR RI, Nevi Zuairina, menyatakan dukungannya terhadap kebijakan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menutup pintu impor barang bekas atau thrifting.

Menurutnya, langkah tersebut merupakan upaya strategis untuk melindungi industri tekstil dan produk pakaian jadi (TPT) nasional yang tengah menghadapi tekanan berat akibat banjir produk murah dari luar negeri.

Nevi menegaskan, sektor TPT memiliki peran vital dalam perekonomian Indonesia karena menyerap jutaan tenaga kerja dan menjadi kontributor besar terhadap ekspor nasional.

BACA JUGA:Hanya 30 Menit! Tidur Siang yang Bikin Fokus dan Energi Kembali

“Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, subsektor tekstil tumbuh 5,90 persen dan pakaian jadi meningkat 2,64 persen pada kuartal I 2024. Angka ini menunjukkan bahwa sektor ini masih punya ruang besar untuk berkembang jika mendapatkan dukungan kebijakan yang tepat,” ujar Nevi di Jakarta, Kamis, 6 November 2025.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengingatkan bahwa maraknya penjualan pakaian bekas impor telah menekan pasar domestik.

Barang thrifting yang dijual dengan harga sangat murah menjadi pesaing langsung bagi produk lokal, sehingga berdampak pada menurunnya permintaan terhadap produksi pabrikan dalam negeri.

“Banyak pelaku usaha kecil, termasuk penjahit dan pengrajin rumahan, kehilangan pesanan karena pasar dibanjiri pakaian bekas impor. Sebagian bahkan terancam gulung tikar,” ungkapnya.

BACA JUGA:Kemenangan Zohran Mamdani Picu Ketegangan Baru antara New York dan Gedung Putih

Namun, Nevi menilai bahwa kebijakan pelarangan impor barang bekas tidak boleh dijalankan secara parsial.

Ia mendorong pemerintah untuk menjadikannya bagian dari strategi besar dalam revitalisasi industri TPT nasional.

“Larangan impor penting, tetapi harus diiringi dengan langkah konkret memperkuat daya saing industri, meningkatkan efisiensi, dan mendorong inovasi. Kita harus menyiapkan industri tekstil menuju era manufaktur 4.0 agar bisa bersaing secara global,” jelasnya.

Selain itu, Nevi juga menekankan pentingnya program transisi bagi para pedagang kecil yang selama ini menggantungkan mata pencaharian dari jual beli barang bekas.

“Pemerintah perlu hadir dengan solusi seperti pelatihan, akses pembiayaan, dan dukungan usaha agar para pedagang bisa beralih ke sektor tekstil lokal,” ujarnya.

Sumber: