ChatGPT untuk Anak: Teman Belajar atau Ancaman Perkembangan Kognitif?
ChatGPT kini makin populer di kalangan anak-anak dan remaja. --Universitas Airlangga
KALTARA, DISWAY.ID - ChatGPT kini makin populer di kalangan anak-anak dan remaja.
Teknologi kecerdasan buatan (AI) ini dapat menjadi teman belajar yang menarik—membantu menjawab pertanyaan, mengerjakan tugas, bahkan memicu rasa ingin tahu.
Di balik manfaatnya, penggunaan ChatGPT pada anak usia dini perlu diwaspadai karena bisa memicu ketergantungan, menurunkan kemampuan berpikir kritis, dan membuka akses terhadap informasi yang belum tentu sesuai usia.
BACA JUGA:Ahli: Riset Jangan Hanya Fokus Temukan Obat atau Vaksin
Hal tersebut disampaikan Prof Yeni Herdiyeni, Guru Besar Sekolah Sains Data, Matematika, dan Informatika IPB University dalam program IPB Pedia yang tayang di YouTube IPB TV.
Prof Yeni yang juga Ketua Program Studi Kecerdasan Buatan IPB University, menjelaskan bahwa pemanfaatan ChatGPT di kalangan anak-anak harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
“Teknologi ini memiliki dua sisi. Ada sisi positif dan negatifnya. Dari sisi positif, ChatGPT mempermudah kita mengeksplorasi pengetahuan. Namun, jika digunakan secara instan tanpa berpikir, otak anak tidak akan terlatih,” jelas Prof Yeni.
BACA JUGA:Ahli: Riset Jangan Hanya Fokus Temukan Obat atau Vaksin
Menurutnya, ChatGPT memberikan informasi secara cepat dan praktis, tetapi penggunaan yang berlebihan dapat melemahkan kemampuan kognitif anak.
“Kalau kita mencari sesuatu langsung pakai ChatGPT, informasi memang keluar dengan cepat, tapi setelah itu bisa lupa. Otak tidak terlatih untuk mengingat dan menganalisis,” ujarnya.
Teknologi ini, sebut Prof Yeni, sebenarnya lebih aman digunakan oleh orang dewasa yang sudah mampu memverifikasi kebenaran informasi.
“Kalau usia dini, seperti anak SD, sebaiknya penggunaan ChatGPT harus dalam pengawasan.”
BACA JUGA:Berapa Lama Tidur yang Dibutuhkan untuk Pemulihan Otot? Ini Penjelasan Ahli
“Anak-anak masih butuh pengembangan motorik dan kognitif. Kalau kemampuan itu tergantikan oleh ChatGPT, otak mereka tidak berkembang optimal,” katanya menegaskan.
Sumber: