Persatuan Pemuda Indonesia dari Sabang hingga Merauke: Menapak Jejak Sumpah Pemuda

Persatuan Pemuda Indonesia dari Sabang hingga Merauke: Menapak Jejak Sumpah Pemuda

71 Peserta Kongres Pemuda Indonesia--Museum Sumpah Pemuda

BACA JUGA:Perkuat Akses Pendidikan, Mensos Kirim Bantuan Seragam hingga Laptop ke Sekolah Rakyat Terpadu

Adapun pengakuan terhadap bahasa persatuan, bahasa Indonesia, menjadi simbol pemersatu yang menjembatani komunikasi di tengah keragaman budaya dan bahasa daerah.

Bahasa Indonesia hingga kini terus berkembang dan menjadi wadah kebanggaan nasional.

Meski berasal dari berbagai daerah dan latar belakang, masyarakat Indonesia dapat bersatu melalui bahasa yang sama tanpa kehilangan identitas budaya lokalnya.

Latar Belakang Sejarah Kongres Pemuda II

Kongres Pemuda II digelar dalam tiga sesi di tiga lokasi berbeda di Jakarta.

1. Rapat pertama diadakan pada Sabtu, 27 Oktober 1928 di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng.

Dalam rapat ini dibahas faktor-faktor yang dapat memperkuat persatuan, seperti sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan semangat kebangsaan.

2. Rapat kedua berlangsung pada Minggu pagi, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, dengan fokus pembahasan mengenai pendidikan nasional.

3. Rapat ketiga, yang menjadi penutup, digelar di Gedung Indonesische Clubhuis Kramat (sekarang dikenal sebagai Gedung Sumpah Pemuda).

Di sesi terakhir inilah dibacakan rumusan hasil kongres yang kemudian dikenal sebagai Sumpah Pemuda.

Semangat yang Tak Pernah Padam

Kini, hampir satu abad kemudian, semangat Sumpah Pemuda tetap relevan bagi generasi muda Indonesia.

BACA JUGA:Perempuan, Kepemimpinan, dan Amanah di Ruang Akademik Islam

Di tengah tantangan globalisasi dan kemajuan teknologi, nilai-nilai persatuan dan cinta tanah air menjadi landasan penting agar bangsa Indonesia terus melangkah maju tanpa kehilangan jati diri.

Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 tahun ini menjadi ajakan bagi seluruh pemuda untuk melanjutkan perjuangan para pendahulu menjaga persatuan, memperkuat kebhinekaan, dan berkontribusi nyata bagi kemajuan Indonesia.

Sumber: