Sekolah Rakyat: Mensejajarkan Mimpi Anak Bangsa

PROGRAM Sekolah Rakyat lahir dari pemahaman mendalam Presiden Prabowo Subianto--Disway
Ini langkah ambisius yang dirancang untuk memastikan anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, memiliki kesempatan yang sama bersaing di era digital.
Jantung dari program revolusioner ini adalah sebuah ekosistem pembelajaran digital yang canggih.
Tenaga Ahli Menteri Sosial Bidang Perencanaan dan Evaluasi Kebijakan Strategis, Andy Kurniawan, mengatakan kurikulum Sekolah Rakyat sengaja didesain berbeda.
Kurikulum ini menekankan pada pembangunan karakter, literasi digital, dan keterampilan hidup yang relevan dengan masa depan.
Seluruh materi, tugas, dan penilaian terintegrasi dalam Learning Content Management System (LCMS).
Ini memungkinkan pembelajaran yang lebih personal dan mendalam.Koneksi internet super cepat menjadi tulang punggung dari seluruh sistem ini.
“Kemensos menargetkan setiap lokasi Sekolah Rakyat memiliki koneksi minimal 100 Mbps. Bahkan mencapai 200 Mbps di titik dengan aktivitas digital yang lebih tinggi,” kata Andy kepada Disway pada Kamis, 7 Agustus 2025.
Ini merupakan prasyarat mutlak agar modul digital dan pembelajaran daring dapat berjalan tanpa hambatan.
“Tanpa koneksi yang cepat, seluruh fasilitas dan kurikulum digital tidak dapat berjalan optimal. Kementerian Sosial tentu akan memperhatikan tantangan ini. Terutama karena sebagian besar lokasi Sekolah Rakyat berada di wilayah perdesaan dan daerah tertinggal,” terang Andy.
Sinergi dengan Komdigi untuk memastikan jaringan fiber optik terpasang dengan stabil. Termasuk di lokasi-lokasi terpencil.
Komdigi berperan sebagai pengarah teknis dan pengendali mutu. Termasuk standar kualitas jaringan dan distribusikan kapasitas bandwidth secara adil.
Menurutnya, model pembelajaran digital tidak berdiri sendiri. Sekolah Rakyat yang mengadopsi sistem boarding school bertujuan menciptakan lingkungan yang holistik.
Andy Kurniawan menekankan konektivitas yang dihadirkan di Sekolah Rakyat lebih dari sekadar internet.
Ia menyebutnya sebagai jembatan inklusi digital. Ini adalah sarana yang memastikan siswa dari keluarga miskin dapat mengakses sumber belajar daring, materi global dan teknologi yang setara dengan siswa di sekolah unggulan mana pun.
“Koneksivitas di titik lokasi Sekolah Rakyat ini tidak hanya menghadirkan internet untuk pembelajaran. Tetapi juga memastikan siswa dari keluarga miskin bisa mengakses sumber belajar daring, materi global, dan teknologi setara dengan siswa sekolah unggulan di wilayah lain,” tegas Andy.
Sumber: