Penelitian: Kacang Koro Pedang Aman untuk Gula Darah dan Tekanan Darah

Penelitian: Kacang Koro Pedang Aman untuk Gula Darah dan Tekanan Darah

Koro pedang merupakan tanaman polong-polongan yang telah lama dibudidayakan secara turun-temurun di berbagai wilayah Indonesia.--IPB

KALTARA, DISWAY.ID - Tren pangan fungsional yang sebelumnya didominasi oleh produk impor kini mulai menumbuhkan ketertarikan baru terhadap komoditas lokal.

Koro pedang merupakan tanaman polong-polongan yang telah lama dibudidayakan secara turun-temurun di berbagai wilayah Indonesia.

Sayangnya, tanaman ini kerap dipandang sebagai “pangan inferior” yang kalah pamor dibanding kedelai dikutip dari, Aufa Hanun Zahiyah, Mahasiswa Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan. 

BACA JUGA:DPRD Nunukan Dukung Ketahanan Pangan, TNI AL dan Petani Sukses Panen Raya di Mansapa

Padahal, saat ini, lebih dari 80 persen kebutuhan kedelai nasional masih dipenuhi dari impor, membuat harga produk berbasis kedelai semakin tidak stabil dan rentan terhadap fluktuasi global.

Kondisi ini menjadi alarm bahwa Indonesia memerlukan diversifikasi sumber protein lokal yang lebih tangguh secara ekonomi maupun ekologi.

Koro pedang menyimpan potensi besar untuk dikembangkan sebagai bahan pangan alternatif atasi impor kedelai yang bernilai ekonomi maupun kesehatan.

BACA JUGA:Koperasi Desa Merah Putih: Harapan Baru untuk Ekonomi Lokal dan Lapangan Kerja

Secara nutrisi, koro pedang memiliki kadar protein tinggi mencapai lebih dari 25 persen sehingga berpotensi menjadi sumber protein nabati murah dan berkelanjutan. 

Selain itu, koro pedang mengandung beragam senyawa bioaktif seperti antioksidan, peptida bioaktif, serta senyawa antimikroba alami yang berperan dalam meningkatkan sistem imun, mengurangi stres oksidatif, dan mendukung kesehatan metabolik.

Karakter ini menjadikan koro pedang bukan hanya sekadar bahan pangan, tetapi pangan fungsional yang memiliki manfaat kesehatan tambahan.

Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai studi mulai mengungkap bahwa peptida bioaktif hasil hidrolisis protein koro pedang memiliki aktivitas antihipertensi melalui mekanisme penghambatan enzim ACE (angiotensin-converting enzyme), serta potensi antidiabetes melitus tipe 2 melalui penghambatan enzim DPP-IV (dipeptidyl peptidase-IV). 

BACA JUGA:Instruksi Tegas Prabowo! Semua Program Pangan harus Tancap Gas, Tanpa Alasan Birokrasi!

Temuan tersebut memperkuat posisi koro pedang sebagai kandidat pangan fungsional yang memberikan manfaat fisiologis relevan dengan masalah kesehatan masyarakat Indonesia saat ini.

Mulai dari prevalensi hipertensi yang terus meningkat hingga angka kejadian diabetes melitus yang kian mengkhawatirkan.

Sumber: