Meteor di Cirebon Jadi Peringatan: Fisikawan Soroti Ancaman Nyata dari Luar Angkasa

Menurut Guru Besar Fisika Teori IPB University, Prof Husin Alatas, kejadian tersebut memperlihatkan bahwa ruang angkasa tidak sekosong dan setenang yang dibayangkan.--IPB University
KALTARA, DISWAY.ID - Fenomena jatuhnya meteor di Cirebon, Jawa Barat, baru-baru ini menjadi pengingat nyata bahwa bahaya dari luar angkasa bisa terjadi kapan saja.
Menurut Guru Besar Fisika Teori IPB University, Prof Husin Alatas, kejadian tersebut memperlihatkan bahwa ruang angkasa tidak sekosong dan setenang yang dibayangkan.
Ia menyimpan potensi bahaya yang dapat mengancam kehidupan di Bumi.
“Ruang angkasa dipenuhi objek yang bergerak dalam kecepatan tinggi. Ketika salah satu di antaranya keluar dari orbit stabilnya dan kemudian tertarik oleh gravitasi Bumi, maka potensi tumbukan menjadi nyata,” ujar Prof Husin.
BACA JUGA:Berapa Lama Tidur yang Dibutuhkan untuk Pemulihan Otot? Ini Penjelasan Ahli
Ia menambahkan, meteor di Cirebon kemungkinan berasal dari asteroid di antara orbit Jupiter dan Mars yang kemudian masuk atmosfer akibat gaya tarik Bumi.
Salah satu ancaman terbesar, lanjutnya, datang dari tumbukan asteroid dan komet.
Sejarah mencatat peristiwa 66 juta tahun lalu di Semenanjung Yucatan, Meksiko, ketika hantaman asteroid raksasa menyebabkan kepunahan dinosaurus.
Kini, berbagai lembaga antariksa dunia seperti NASA mengembangkan sistem pertahanan planet untuk mencegah peristiwa serupa.
BACA JUGA:Minum Kombucha Bisa Pengaruhi Gula Darah? Ini Penjelasan Ahli
“Misi Double Asteroid Redirection Test (DART) yang berhasil mengubah orbit asteroid pada 2022 menjadi tonggak utama dalam upaya perlindungan Bumi,” jelasnya.
Selain ancaman fisik, aktivitas Matahari juga menimbulkan risiko serius.
Letupan besar atau solar flare dapat mengirimkan partikel bermuatan tinggi yang melumpuhkan jaringan listrik dan sistem komunikasi di Bumi.
“Medan magnet Bumi memang melindungi kita, tapi kekuatannya terbatas. Angin Matahari ekstrem bisa menembus dan memicu kerusakan sistem teknologi modern,” kata Prof Husin.
Sumber: