Cek Kesehatan Gratis Serbu Sekolah

Cek Kesehatan Gratis (CKG) 2025—proyek nasional senilai Rp3,4 triliun yang menargetkan 53,8 juta siswa di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.--Disway
Di sisi lain, sekolah juga berperan sebagai mitra strategis. Program CKG dapat menjadi pintu masuk untuk mengedukasi anak-anak tentang pentingnya menjaga kesehatan.
Hal ini dapat mendorong anak-anak untuk mengajak orang tua mereka ikut memanfaatkan fasilitas kesehatan gratis yang disediakan pemerintah.
Dokter Pandu Riono menyayangkan masih banyak masyarakat yang enggan ke fasilitas kesehatan jika tidak sakit. "Mumpung gratis gitu, ya," imbuhnya dengan nada gembira, mengajak masyarakat untuk lebih proaktif dalam menjaga kesehatan.
Sambutan positif terhadap program CKG tidak hanya datang dari pihak sekolah dan orang tua.
Wali Kota Jakarta Selatan, M. Anwar, menyatakan dukungan penuh terhadap program ini.
"Kami menurunkan personel baik dari Suku Dinas Kesehatan, camat hingga lurah untuk berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan dalam menyukseskan program ini," kata Anwar kepada Disway pada Jumat, 8 Agustus 2025.
Hal ini menunjukkan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah adalah kunci sukses.
Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Jakarta, melalui ketuanya Kasandra Putranto, juga memberikan apresiasi.
Saat diwawancara Disway, ia menyebut program ini sebagai langkah luar biasa dan berharap cakupannya tidak hanya fisik. Tetapi juga mental. Kasandra menekankan pentingnya pendekatan preventif yang berkelanjutan.
"Saya berharap tentu saja cek kesehatan gratis ini bisa berkesinambungan. Jadi bukan hanya satu one shot saja. Tetapi bisa berkesinambungan," jelasnya.
Harapan ini selaras dengan tujuan program untuk membangun kesadaran kesehatan jangka panjang. Bukan sekadar agenda musiman.
Menteri Agama Turun Langsung ke Pesantren
Program CKG tidak hanya menyasar sekolah umum. Tapi juga ke pesantren. Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar ke Pondok Pesantren Asshiddiqiyah di Jakarta Barat.
Menag Nasaruddin menegaskan program ini bukan sekadar proyek. Melainkan bukti kehadiran pemerintah. "Ini bukan hanya untuk santri. Bukan juga hanya untuk yang muslim," tegasnya.
Dengan angka lebih dari 12,5 juta siswa di bawah binaan Kementerian Agama, program ini menjamin kesehatan semua anak bangsa. Semua agama mendapatkan hak yang sama atas kesehatan.
Kunjungan tersebut juga menjadi momen penting untuk mengubah paradigma masyarakat tentang kesehatan.
Sumber: