Food Waste Capai Rp150 Triliun, Titiek Soeharto: Banyak yang Lapar, tapi Makanan Terbuang

Food Waste Capai Rp150 Triliun, Titiek Soeharto: Banyak yang Lapar, tapi Makanan Terbuang

Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto mengungkapkan kekhawatirannya terhadap tingginya tingkat pemborosan makanan ( food waste) di Indonesia--Gerindra

KALTARA, DISWAY.ID - Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau yang akrab disapa Titiek Soeharto, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap tingginya tingkat pemborosan makanan (food waste) di Indonesia.

Menurutnya, isu ini perlu mendapatkan perhatian serius dan akan diakomodasi dalam revisi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.

“Sekarang kami sedang menyusun revisi UU Pangan di Komisi IV, dan rencana soal food waste ini akan kami masukkan. Banyak sekali makanan yang terbuang sia-sia, mulai dari restoran, hotel, hingga pasca panen di lapangan,” ujar Titiek saat kunjungan ke Kantor Kemenko Pangan, Senin, 29 September 2025.

BACA JUGA:Rekomendasi Tayangan Netflix Indonesia Edisi Oktober 2025, Horor Hingga Drakor

Titiek menekankan pentingnya pengelolaan makanan sisa secara lebih bijak, mengingat masih banyak masyarakat Indonesia yang kesulitan mengakses makanan layak.

“Kita masih melihat banyak saudara-saudara kita yang kelaparan, tapi di sisi lain makanan dibuang percuma. Ini jelas perlu diperbaiki,” tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), juga menyoroti persoalan food waste sebagai masalah besar.

BACA JUGA:Akad Massal KPR FLPP: Prabowo Serahkan Ribuan Rumah untuk Rakyat

Ia menyebut Indonesia berada di posisi kedua dunia dalam hal jumlah makanan terbuang.

“Angkanya mencapai hampir Rp150 triliun per tahun. Itu nilai dari makanan yang tidak dikonsumsi dan berakhir jadi sampah,” ungkap Zulhas.

Ia mendorong seluruh kementerian dan lembaga untuk mulai menerapkan kebijakan zero food waste, terutama dalam kegiatan resmi seperti rapat dan acara kenegaraan.

“Mulai sekarang, kita tidak boleh ada sisa makanan. Kalau memang tidak habis, bisa dibawa pulang, disimpan untuk dikonsumsi lagi, atau diberikan kepada yang membutuhkan,” jelasnya.

BACA JUGA:Musim Belum Usai! Drama Perebutan Peringkat 2 MotoGP 2025 Memanas

Zulhas berharap langkah ini menjadi bagian dari gerakan nasional untuk menekan angka pemborosan makanan, sekaligus sebagai bentuk kepedulian terhadap ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat.

Sumber: