Ledakan Judi Online! Rumah Tangga Ambruk, Anak Putus Sekolah, Ekonomi RI di Ambang Krisis

Ledakan Judi Online! Rumah Tangga Ambruk, Anak Putus Sekolah, Ekonomi RI di Ambang Krisis

Ilustrasi permainan judi online (judol)--Dok: jogja.polri.go.id/

KALTARA, DISWAY.ID – Fenomena judi online kian meresahkan, Akses yang mudah melalui gawai dan jaringan internet membuat praktik ini berkembang cepat, meluas ke berbagai lapisan masyarakat, dan semakin sulit dikendalikan.

Tak hanya berdampak secara individu, judi digital ini kini dinilai sebagai ancaman serius terhadap ketahanan ekonomi rumah tangga di Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Pakar Ekonomi Syariah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Satria Utama, yang menyoroti bahwa perjudian daring menyasar kelompok masyarakat paling rentan secara finansial.

“Yang paling mengkhawatirkan, praktik ini merampas sumber daya penting dari keluarga-keluarga miskin. Dana bantuan sosial yang seharusnya dipakai untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti makanan, pendidikan anak, atau layanan kesehatan justru dikorbankan untuk berjudi,” ujarnya, Kamis, 18 September 2025.

BACA JUGA:Dari Kaltara untuk Indonesia, Sekolah Garuda Jamin Akses Pendidikan yang Merata

Dari Dana Bansos ke Meja Taruhan Virtual 

Satria menjelaskan bahwa pergeseran penggunaan dana bantuan sosial ke aktivitas judi online telah menjadi fenomena yang tidak bisa lagi dianggap sepele.

Ia menekankan bahwa jika kecenderungan ini terus berkembang tanpa penanganan, maka dampaknya akan menjalar lebih jauh, dari skala keluarga ke skala nasional.

“Ini bukan lagi sekadar masalah moral individu. Ini persoalan struktural yang bisa menggoyahkan fondasi ekonomi masyarakat. Kalau skalanya terus membesar, ini bisa menjadi masalah negara,” tegasnya.

Menurut pengamatannya, banyak rumah tangga kini kehilangan kontrol atas pengelolaan keuangan, bahkan rela mengabaikan kebutuhan mendasar demi mengisi saldo akun judi online.

Lebih parahnya lagi, saat mengalami kekalahan, sebagian pelaku judi digital memilih mencari pelarian lewat pinjaman online (pinjol).

“Setelah kalah judi, mereka ambil pinjaman cepat dari pinjol untuk menutup kerugian, berharap bisa balik modal. Tapi yang terjadi justru sebaliknya mereka makin terjebak. Bunga mencekik, utang menumpuk, rumah tangga goyah. Tak jarang ada yang sampai cerai atau anak putus sekolah karena masalah ini,” jelas Satria.

Siklus destruktif ini menunjukkan bagaimana judi online tidak hanya berdampak ekonomi, tetapi juga menghancurkan kehidupan sosial dan psikologis keluarga.

Efek domino ini dapat terlihat dalam meningkatnya konflik rumah tangga, stres finansial, dan kemiskinan struktural.

Satria juga mengkritisi perilaku konsumtif sebagian masyarakat Indonesia yang cenderung tidak rasional.

Sumber: