Sri Lanka Datang Jauh-Jauh ke Tarakan Demi Mangrove Kaltara

Negeri yang dijuluki “Mutiara Samudra Hindia” itu datang khusus untuk mempelajari langsung program rehabilitasi mangrove yang selama ini dijalankan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).--Pemprov Kaltara
TARAKAN, DISWAY.ID - Suasana Bandara Juwata Tarakan mendadak semarak pada Rabu 27 Agustus 2025 ketika rombongan delegasi tingkat tinggi dari Sri Lanka tiba di Bumi Benuanta.
Kedatangan mereka bukan tanpa alasan.
Negeri yang dijuluki “Mutiara Samudra Hindia” itu datang khusus untuk mempelajari langsung program rehabilitasi mangrove yang selama ini dijalankan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).
Gubernur Kaltara, Dr. H. Zainal A. Paliwang, S.H., M.Hum, menyambut hangat kehadiran rombongan yang dipimpin langsung perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup Sri Lanka.
BACA JUGA:Buruh Geruduk Kantor Gubernur Kaltara, Ini Respons Pj Sekprov
Prosesi adat tepung tawar, penyematan syal, dan penyerahan Sesingal khas Kaltara menjadi tanda kehormatan bagi tamu istimewa tersebut.
Tak berhenti di penyambutan, forum diskusi bertajuk “Learning Exchange on Mangrove Rehabilitation” pun digelar di Swissbel Hotel Tarakan. Dalam sambutannya, Gubernur Zainal menegaskan bahwa kunjungan ini merupakan kehormatan besar bagi Kaltara.
“Capaian rehabilitasi mangrove sejak 2017 hingga 2024 sudah mencapai 5.526 hektare. Ini menjadi kebanggaan sekaligus tanggung jawab yang harus terus ditingkatkan,” ujarnya.
Delegasi Sri Lanka pun tak bisa menyembunyikan kekagumannya.
Wakil Sekretaris Bidang Lingkungan Pembangunan, Kementerian Lingkungan Hidup Sri Lanka, Dr. R. D. S. Jayathunga, menyebut program mangrove di Kaltara bisa menjadi rujukan penting bagi negaranya.
BACA JUGA:Jebolan IPDN Ingat Kampung Halaman, Siap Mengabdi Bangun Kaltara
“Kami senang mempelajari langsung solusi berbasis alam di sini, karena memiliki dampak jangka panjang bagi masyarakat,” katanya.
Kegiatan ini difasilitasi oleh Global Green Growth Institute (GGGI) bersama Wetlands International Indonesia.
Rangkaian kunjungan berlanjut ke Desa Liagu, Kabupaten Bulungan, untuk melihat langsung pengelolaan mangrove yang berdampingan dengan tambak udang, sekaligus kehidupan masyarakat pesisir yang tetap menjaga kelestarian ekosistem.
Sumber: