Indonesia Perang Lawan TBC

Presiden Prabowo Subianto menjadikan penanganan TBC sebagai prioritas nasional.--Disway
"Penyediaan dukungan nutrisi dan psikososial untuk pasien agar mereka mampu menuntaskan terapi yang panjang," lanjut Ngabila.
Pencegahan, lanjutnya, juga tak kalah penting. Vaksinasi Bacillus Calmette-Guérin (BCG) pada bayi tetap diperkuat. Sembari menunggu vaksin TBC baru.
Rumah sakit harus punya ventilasi yang baik. Protokol masker, dan isolasi pasien menular.
Lalu edukasi dan Kampanye public. Ngabila menyebut gejala TBC harus dikenali. Stigma mesti dilawan. Bukan hanya lewat dokter dan tenaga Kesehatan. Tapi juga tokoh masyarakat, influencer, hingga kader di lapangan.
"Libatkan tokoh masyarakat, influencer dan kader kesehatan untuk menghilangkan stigma dan meningkatkan kesadaran. Ini sangat penting," urainya.
Ngabila juga menyinggung hal mendasar tentang sistem kesehatan. Tenaga medis harus terlatih. Data TBC harus digital. Real-time. Dan lintas sektor. Karena TBC erat kaitannya dengan faktor sosial-ekonomi.
"Pendekatan sosial-ekonomi juga penting. Adanya dukungan program bantuan sosial atau jaminan kesehatan bagi pasien TBC, terutama yang kehilangan penghasilan," imbuhnya.
"Peningkatan kualitas hunian dan gizi Masyarakat. Karena faktor lingkungan dan malnutrisi berkontribusi pada tingginya risiko TBC," papar Ngabila.
Kepala Seksi Pelayanan Medik & Keperawatan RSUD Taman Sari itu juga menyoroti soal vaksinasi TBC.
Apakah dengan vaksin bisa menekan kasus tersebut?
"Vaksinasi memang berperan penting dalam pencegahan TBC. Tapi konteksnya harus dipahami lebih mendalam," ungkapnya.
Sejatinya, vaksin TBC sendirian tidak cukup menekan kasus di Indonesia. Ia efektif melindungi bayi dan anak, tetapi belum menyelesaikan masalah utama penularan pada orang dewasa.
"Kombinasi program vaksin, deteksi dini, kepatuhan pengobatan, dan perbaikan sosial-ekonomi adalah kunci untuk menurunkan angka kasus signifikan," jelasnya.
Ngabila juga menyoroti angka 93.000 kematian per tahun akibat TBC di Indonesia. Hal ini menunjukkan penularan masih tinggi. Artinya pengendalian belum optimal.
BACA JUGA:Bahaya Mengintai dari Klinik, 600 Alat Kesehatan Bermerkuri Ditarik dari Faskes di Kaltara
Pencegahan Perlu Dilakukan di 2 Level Besar:
Sumber: