Sering 'Krek-Krek' Sendi Bikin Puas? Ini Penjelasan Medisnya, Bukan Penyebab Radang Sendi
Ilustrasi--Alodokter
KALTARA, DISWAY.ID – Banyak orang merasa puas saat mendengar bunyi “krek” ketika menekuk jari, punggung, atau leher.
Namun, di balik kebiasaan itu sering muncul kekhawatiran: benarkah membunyikan sendi bisa menyebabkan radang sendi atau arthritis?
Menurut penjelasan dokter neurolog dari All India Institute of Medical Sciences (AIIMS), tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa kebiasaan tersebut dapat memicu arthritis.
BACA JUGA:Presiden Afrika Selatan dan Presiden Prabowo Tegaskan Diplomasi jadi Kunci Perdamaian Gaza
Suara “krek” yang terdengar bukan berasal dari tulang yang saling bergesekan, melainkan akibat gelembung gas yang pecah di dalam cairan sendi atau synovial fluid cairan pelumas alami di persendian manusia.
Fenomena ini disebut cavitation, yaitu kondisi ketika tekanan di dalam sendi menurun sehingga gas nitrogen di cairan sinovial membentuk gelembung kecil.
Saat gelembung tersebut pecah, timbullah bunyi khas yang sering dianggap menenangkan bagi sebagian orang.
Penjelasan serupa juga disampaikan oleh Harvard Health Publishing, yang menegaskan bahwa membunyikan sendi tidak menyebabkan kerusakan permanen selama tidak disertai rasa sakit atau tekanan berlebihan.
BACA JUGA:POCO Pad M1 Siap Meluncur di Indonesia, Tablet Murah dengan Fitur Kelas Atas!
Kebiasaan ini pun tidak terbukti meningkatkan risiko arthritis sebuah mitos yang telah beredar luas selama bertahun-tahun.
Meski begitu, para ahli tetap mengingatkan agar berhati-hati bila bunyi sendi disertai rasa nyeri, bengkak, atau kaku.
Kondisi seperti itu bisa menjadi tanda adanya masalah lain seperti cedera ligamen atau peradangan sendi, yang memerlukan pemeriksaan medis lebih lanjut.
BACA JUGA:DPRD Tarakan Dorong Parkir Digital QRIS, Targetkan PAD Naik Tanpa Bebani Warga
“Kalau sendi berbunyi tapi tidak menimbulkan rasa sakit, itu normal dan tidak berbahaya. Namun, jika terasa nyeri atau muncul pembengkakan, sebaiknya segera periksa ke dokter,” ujar pakar neurologi AIIMS.
Sumber: