Keren! 15 Ton Kopi Arabika Bajawa Senilai Rp1,5 Miliar Diekspor ke Thailand

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa minum kopi secara rutin dalam jumlah sedang dapat membantu menurunkan risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung koroner, dan stroke.--Freepik
KALTARA, DISWAY.ID - Sebanyak 15 ton kopi dalam negeri diekspor ke Thailand.
Sinergi antar Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim (DPMA) IPB University dan PT Astra International Tbk sukses mengantarkan kopi arabika Bajawa ke mancanegara secara mandiri untuk pertama kalinya.
Keberhasilan pendampingan pengembangan masyarakat melalui implementasi program Desa Sejahtera Astra (DSA) dan One Village One CEO (OVOC) IPB University ini ditandai dengan dilepasnya 15 ton kopi arabika Bajawa senilai Rp1,56 miliar untuk diekspor ke Bangkok, Thailand.
BACA JUGA:Benarkah Kopi Bisa Bikin Berat Badan Naik? Ini Faktanya dalam Diet Sehat
“Ini adalah momentum bersejarah bagi masyarakat Bajawa dan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bahwa hari ini telah berhasil melepas kopi ekspor perdana (ke mancanegara),” tutur Dr H Yusra, Direktur Promosi dan Pemasaran Produk Unggulan Desa dan Daerah Tertinggal, Kemendes PDT saat momen pelepasan ekspor di Balai Desa Mukuvoka, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, NTT 13 Oktober 2025.
Kopi Bajawa dikenal sebagai salah satu kopi terbaik Indonesia yang telah memperoleh pengakuan di pasar domestik maupun internasional.
Berasal dari dataran tinggi di Pulau Flores, kopi ini memiliki cita rasa khas dengan karakter utama pear, coklat, fruity (jeruk dan apel), serta aroma rempah yang kuat.
BACA JUGA:Dari Rumput Laut sampai Kopi Krayan, Potensi Desa di Nunukan Siap Go Internasional
“Inisiatif ini menjadi tonggak penting dalam upaya penguatan daya saing komoditas kopi Indonesia di pasar global,” ungkap Dr Handian Purwawangsa, Direktur PMA IPB University yang turut hadir.
Dr Handian menjelaskan, ekspor kopi arabika Bajawa ke Thailand ini dilakukan melalui dua unit usaha Desa Sejahtera Astra Bajawa, yakni PT Rumah Kopi Bajawa dan Koperasi Produsen Kopi Ekoheto Sejahtera
Pelibatan kedua unit usaha ini sebagai wujud penguatan kelembagaan masyarakat dan penguatan ekosistem bisnis agar memiliki daya saing dan terjaga keberlanjutannya.
“Karakter program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan IPB bukan hanya berfokus kepada perbaikan produktivitas dan penanganan pascapanen, tetapi juga membangun ekosistem bisnis supaya nilai tambah produk bisa lebih tinggi dan berdaya saing di pasar global. Tujuannya supaya masyarakat desa binaan bisa mandiri dan meningkat kesejahteraannya,” tutur Dr Handian.
BACA JUGA:Dari Rumput Laut sampai Kopi Krayan, Potensi Desa di Nunukan Siap Go Internasional
Hal senada disampaikan Prof Ernan Rustiadi, Wakil Rektor IPB University bidang Riset, Inovasi, dan Pengembangan Agromaritim. DPMA IPB University bertugas mendatangkan inovasi-inovasi IPB ke masyarakat
Sumber: