Dari Rumput Laut sampai Kopi Krayan, Potensi Desa di Nunukan Siap Go Internasional

Bupati Nunukan, H. Irwan Sabri, menegaskan bahwa desa adalah penggerak utama transformasi sosial dan ekonomi, --Pemkab Nunukan
NUNUKAN, DISWAY.ID – Dari ujung pesisir hingga dataran tinggi pegunungan, potensi desa-desa di Kabupaten NUNUKAN, Kalimantan Utara, kini disiapkan untuk menembus pasar nasional bahkan internasional.
Pemerintah Kabupaten Nunukan resmi meluncurkan Program Desa Cerdas dan Satu Desa Satu Program Unggulan Berbasis Potensi Lokal yang diyakini akan menjadi motor penggerak ekonomi desa dikutip dari Pemkab Nunukan.
Bupati Nunukan, H. Irwan Sabri, menegaskan bahwa desa adalah penggerak utama transformasi sosial dan ekonomi, terutama di wilayah perbatasan yang memiliki tantangan geografis unik — mulai dari pulau-pulau kecil, pesisir, hingga pedalaman dan pegunungan.
BACA JUGA:Bunda Literasi dan Ibu Wakil Bupati Ajak Anak PAUD di Nunukan Kenal Profesi Sejak Dini
Lewat Program Desa Cerdas, pemerintah desa didorong mengalokasikan minimal 10% dana desa untuk beasiswa pendidikan hingga perguruan tinggi, pelatihan keterampilan, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
“Investasi terbaik bukan hanya membangun jalan atau jembatan, tapi membangun manusia. Kita ingin lahir sarjana, insinyur, guru, perawat, dan ahli dari desa-desa kecil di Nunukan yang bangga mengatakan mereka dibantu oleh anggaran desa,” ujar Bupati Irwan.
BACA JUGA:Wakil Bupati Nunukan Soroti ASN yang 'Zona Nyaman' Saat Pimpin Apel Korpri
Sementara itu, Program Satu Desa Satu Program Unggulan menargetkan setiap desa mengembangkan potensi lokalnya secara profesional dan berkelanjutan. Contohnya:
Kopi organik dan beras adan dari dataran tinggi Krayan.
Rumput laut dari Sebatik yang terkenal berkualitas ekspor.
Hasil hutan bukan kayu dari Lumbis.
Buah lokal dan agroekowisata dari Sebuku.
BACA JUGA:Demi Akses Kesehatan Setara, Wabup Nunukan Tinjau RS Pratama Sebuku
Seluruh program akan dikelola berbasis data, transparan, dan terhubung dengan pasar agar hasil produksi warga tidak hanya laku di tingkat lokal, tetapi juga bisa menembus pasar global.
Sumber: