Di tingkat daerah, gubernur dan bupati diberi tanggung jawab. Termasuk alokasi dana desa untuk TBC.
Program ini telah menunjukkan dampak awal positif. Pada Maret 2025, kontribusi komunitas mencapai 29% penemuan kasus.
CKG juga telah menjangkau 18 juta warga. Targetnya ada penurunan insiden TBC hingga 90% pada 2030.
Praktisi Kesehatan Masyarakat, dokter Ngabila Salama, mengatakan Indonesia tidak bisa hanya menekan TBC lewat obat.
Pemerintah perlu mengadopsi strategi yang menyeluruh. Bukan hanya Kesehatan. Tetapi juga sosial dan ekonomi.
Dia membeberkan langkah-langkah penting yang dapat dilakukan memutus rantai penularan. Strateginya panjang.
Mulai dari deteksi dini lewat tes molekuler. Pengobatan gratis yang tidak putus. Hingga dukungan nutrisi dan psikososial bagi pasien.
“Dimulai dari deteksi dini yang masif. Skrining di puskesmas, sekolah, tempat kerja, hingga komunitas berisiko tinggi,” kata Ngabila Salama kepada Disway pada Kamis, 21 Agustus 2025.
Ditambah pemanfaatan Tes Cepat Molekuler (TCM) hingga Whole Genome Sequencing untuk mendeteksi TBC. Termasuk yang sudah resisten obat.
Setelah ditemukan, pasien harus segera dapat obat. Gratis. Dan terjamin ketersediaannya.
Dengan pendekatan ramah pasien: terdapat pengawasan lewat video agar kepatuhan tinggi, ada dukungan nutrisi dan psikososial agar pengobatan tuntas.
"Penyediaan dukungan nutrisi dan psikososial untuk pasien agar mereka mampu menuntaskan terapi yang panjang," lanjut Ngabila.
Pencegahan, lanjutnya, juga tak kalah penting. Vaksinasi Bacillus Calmette-Guérin (BCG) pada bayi tetap diperkuat. Sembari menunggu vaksin TBC baru.
Rumah sakit harus punya ventilasi yang baik. Protokol masker, dan isolasi pasien menular.
Lalu edukasi dan Kampanye public. Ngabila menyebut gejala TBC harus dikenali. Stigma mesti dilawan. Bukan hanya lewat dokter dan tenaga Kesehatan. Tapi juga tokoh masyarakat, influencer, hingga kader di lapangan.
"Libatkan tokoh masyarakat, influencer dan kader kesehatan untuk menghilangkan stigma dan meningkatkan kesadaran. Ini sangat penting," urainya.