Meski demikian, mereka menilai implementasi perjanjian ini masih menantang karena beragamnya kepentingan antarnegara anggota.
China dan AS Sepakati Perpanjangan Gencatan Dagang
Di sisi lain, hubungan ekonomi global juga mendapat angin segar setelah China dan Amerika Serikat sepakat memperpanjang gencatan dagang sementara (trade truce) seusai pertemuan bilateral di Kuala Lumpur akhir pekan lalu.
Pertemuan itu dihadiri langsung oleh Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping, sebelum keduanya dijadwalkan bertemu kembali di Seoul pekan ini untuk membahas langkah lanjutan.
Perang dagang kedua negara kembali memanas sejak Trump menerapkan tarif baru pada awal 2025, sementara China membalas dengan memperketat ekspor logam tanah jarang (rare earth) dan mineral penting lainny sektor yang kini dikuasainya hingga 90% dari pasar global.
BACA JUGA:Dukung Program 3 Juta Rumah, BNI Salurkan 109 Ribu KPR Subsidi
“Dunia tidak boleh kembali pada hukum rimba, di mana yang kuat menindas yang lemah,” tegas Perdana Menteri China Li Qiang dalam KTT Asia Timur (East Asia Summit), Senin, 27 Oktober 2025.
“Kita harus memperkuat perdagangan bebas dan membangun jaringan ekonomi kawasan yang lebih terbuka dan inklusif.”