Darah dan Semangat di Tanah Surabaya: Latar Belakang Lahirnya Hari Pahlawan 10 November

Darah dan Semangat di Tanah Surabaya: Latar Belakang Lahirnya Hari Pahlawan 10 November

Mobil Komando Brigadir A.W.S Mallaby. --Collection of the Netherlands Institute of Military History

Peristiwa itu memicu amarah pihak Sekutu.

Mallaby kemudian digantikan oleh Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh, yang mengeluarkan ultimatum pada 10 November 1945 agar rakyat Indonesia menyerahkan senjata dan menghentikan perlawanan paling lambat pukul 06.00 pagi.

Namun, rakyat Surabaya menolak ultimatum tersebut. Pertempuran besar pun pecah pada hari itu dan berlangsung selama lebih dari tiga minggu. Ribuan nyawa melayang sekitar 20.000 pejuang dan warga Surabaya gugur, sementara pihak Inggris kehilangan lebih dari 1.600 prajurit yang tewas, hilang, atau luka-luka.

Kegigihan dan semangat pantang menyerah rakyat Surabaya membuat kota ini dijuluki Kota Pahlawan, menjadi simbol pengorbanan dan nasionalisme bangsa Indonesia.

BACA JUGA:Trailer Michael, Film Biopik Michael Jackson Rilis! Diperankan Keponakan Sang King of Pop

Sebagai bentuk penghormatan atas jasa para pejuang, pemerintah kemudian menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959, yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno.

Lebih dari sekadar seremoni, peringatan Hari Pahlawan menjadi pengingat bagi generasi muda untuk terus meneladani nilai-nilai perjuangan: keberanian, persatuan, dan cinta tanah air.

Sumber: