Future Leaders Camp 2025: Tumbuhkan Kepemimpinan Berkarakter dan Berdaya Guna di Era Transformasi

Future Leaders Camp 2025: Tumbuhkan Kepemimpinan Berkarakter dan Berdaya Guna di Era Transformasi

Semangat Kolaborasi lintas sektor yang diusung Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) kembali mengemuka dalam rangkaian kegiatan Future Leaders Camp (FLC) 2025 yang digelar di Paragon Community Hub. --Kemendiktisaintek

KALTARA, DISWAY.ID - Semangat Kolaborasi lintas sektor yang diusung Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) kembali mengemuka dalam rangkaian kegiatan Future Leaders Camp (FLC) 2025 yang digelar di Paragon Community Hub. 

Pada kegiatan ini, 20 mahasiswa terpilih dari Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, mengikuti forum inspiratif dengan narasumber lintas sektor, berfokus pada penguatan kapasitas kepemimpinan muda yang mampu menjawab tantangan era digital dan transformasi industri. 

Kemdiktisaintek menggandeng ParagonCorp  untuk mengenalkan para peserta dengan kepemimpinan sejati di industri.

BACA JUGA:Perempuan, Kepemimpinan, dan Amanah di Ruang Akademik Islam

Kepemimpinan bukan hanya tentang kemampuan berpikir strategis, melainkan juga tentang mengelola hati, nilai, dan tindakan nyata.

“Dalam kepemimpinan, kita perlu empat hal penting: akal, amal, adab, dan akhlak. Akal membantu kita berpikir jernih, amal menuntun kita untuk bertindak, adab menjaga cara kita berinteraksi, dan akhlak menjadi pondasi moral dari semua keputusan yang kita ambil,” ujar Co-Founder ParagonCorp sekaligus CEO NSEI (Part of ParagonCorp), Salman Subakat.

Salman juga menekankan bahwa menjadi pemimpin bukan semata-mata tentang jabatan atau kekuasaan, melainkan tentang bagaimana seseorang dapat memberi makna bagi sesama melalui integritas dan aksi nyata.

Filosofi reflektif yang disampaikan Salman, memantik semangat peserta dalam memahami makna integritas dan inovasi.

BACA JUGA:Idul Adha dan Totalitas Kepemimpinan Spiritual

“Ada yang bilang rezeki bisa di-copy, tapi nggak bisa di-paste. Artinya, kita bisa meniru prosesnya, tapi hasilnya akan berbeda tergantung dari integritas dan niat kita. Kita tidak bisa menyelesaikan masalah di masa kini dengan solusi masa kini. Tetapi, kita harus menyelesaikan masalah masa kini dengan solusi masa depan itulah yang disebut presencing,” tambah Salman.

Dalam kesempatan ini, para mahasiswa antusias menulis refleksi diri tentang makna jatuh dan bangkit dalam proses menjadi pemimpin muda.

“Kalau pernah jatuh di masa lalu, ingatlah masa lalu itu agar kamu bisa berdiri di atas kakimu sendiri,” ujar peserta FLC perwakilan dari Universitas Nusa Mandiri, Rangga Halla.

Ungkapan tersebut mendapat sambutan hangat dari seluruh peserta dan narasumber, menunjukkan kuatnya semangat pembelajaran kolaboratif antarmahasiswa pemimpin muda.

Employer Branding ParagonCorp, Kayla Ashilla Putri juga turut membagikan kisah perjalanan ParagonCorp dari awal berdiri hingga menjadi salah satu perusahaan kosmetik terbesar di Indonesia.

Sumber: