Kata Ahli IPB University Soal Monyet Ekor Panjang Masuk Permukiman

Kata Ahli IPB University Soal Monyet Ekor Panjang Masuk Permukiman

Kepala Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) IPB University, Prof Huda S Darusman, menjelaskan bahwa fenomena tersebut merupakan bagian dari pola adaptasi primata terhadap perubahan lingkungan.--IPB University

KALTARA, DISWAY.ID - Dalam beberapa hari terakhir, sekelompok satwa liar khususnya monyet ekor panjang dilaporkan memasuki permukiman bahkan sejumlah ruang publik, termasuk taman di kawasan Sempur dan area Kampus IPB Dramaga.

Menanggapi hal ini, Kepala Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) IPB University, Prof Huda S Darusman, menjelaskan bahwa fenomena tersebut merupakan bagian dari pola adaptasi Primata terhadap perubahan lingkungan.

“Satwa primata adalah satwa yang paling mudah beradaptasi dan sangat cepat belajar perilaku baru,” ujarnya.

BACA JUGA:Ahli: Kurang Terpapar Sinar Matahari Bisa Gandakan Risiko Kematian

Menurutnya, meskipun saat ini musim penghujan yang umumnya menyediakan pakan alami melimpah, monyet ekor panjang tetap memilih sumber makanan yang lebih mudah dijangkau.

Prof Huda mengatakan bahwa monyet cenderung mencari sisa makanan manusia dari sampah terbuka.

"Mereka memulung makanan karena itu strategi hidup yang efektif. Sampah makanan yang berserakan menjadi sumber pakan paling mudah,” jelasnya.

Populasi monyet ekor panjang telah ada di sekitar Kampus IPB Dramaga sejak tahun 1970-an.

BACA JUGA:Ahli Bedah Kanker: 20 Menit Berjemur Tiap Hari Bisa Mengurangi Risiko Kanker

Fragmentasi habitat yang semakin masif membuat satwa semakin mendekati manusia. 

“Perubahan lahan menjadi permukiman, tempat wisata, dan pembangunan fasilitas lain memaksa kelompok primata mencari lokasi baru yang menyediakan pakan,” tutur Prof Huda.

Terkait kekhawatiran masyarakat terhadap agresivitas satwa, Prof Huda mengingatkan bahwa interaksi fisik justru berbahaya bagi kedua pihak.

“Kita dan primata memiliki banyak kemiripan penyakit, sehingga gigitan dan cakaran berpotensi menularkan penyakit,” ujarnya.

BACA JUGA:Ahli Bedah Kanker: 20 Menit Berjemur Tiap Hari Bisa Mengurangi Risiko Kanker

Sumber: