Lebih dari sekadar karya indah, tenun Buna memiliki nilai simbolis yang mendalam dengan setiap corak menjadi penanda identitas daerah, status sosial, serta pandangan hidup masyarakat setempat. Dalam tradisi Timor, tenun Buna juga memegang peranan penting dalam berbagai upacara adat yang dikenakan pada momen penting sebagai lambang kehormatan, persatuan, dan penghargaan terhadap leluhur.
Kehadiran Pendopo dalam pagelaran ini menjadi wujud nyata komitmen untuk menghadirkan wastra Indonesia ke ruang publik yang lebih luas, sehingga warisan budaya yang selama ini tumbuh di tengah masyarakat adat dapat dilihat, diapresiasi, dan dipahami lebih dalam oleh generasi masa kini.
BACA JUGA:Butuh Waktu Berbulan-bulan, Ini Proses Rumit di Balik Kain Tenun Kalimantan Utara
Setiap karya yang ditampilkan tidak hanya menonjolkan estetika, tetapi juga memperkuat pesan bahwa perjalanan wastra adalah perjalanan manusia, tentang ingatan, identitas, dan nilai-nilai yang terus hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya
“Sebagai bagian dari ekosistem yang menaungi lebih dari 300 UMKM, Pendopo akan terus membuka ruang bagi perajin lokal untuk berkarya, berkembang, dan menjangkau masyarakat yang lebih besar. Melalui dukungan berkelanjutan ini, Pendopo berharap semakin banyak masyarakat yang menyadari bahwa membeli, memakai, dan menghargai wastra bukan hanya pilihan gaya hidup, tetapi juga kontribusi nyata dalam menjaga keberlanjutan budaya Nusantara dan masa depan para pengrajinnya.” tutup Putu Laura.