Mimpi Anak Sawit Kaltara Terwujud, Negara Hadirkan Sekolah Jarak Jauh untuk Anak PMI di Malaysia

Di balik barisan kebun sawit yang jauh dari hiruk pikuk kota, harapan baru menyala bagi anak-anak pekerja migran Indonesia (PMI) di Malaysia--Kemendikdasmen
KALTARA, DISWAY.ID – Di balik barisan kebun KALTARA.disway.id/listtag/3177/sawit">sawit yang jauh dari hiruk pikuk kota, harapan baru menyala bagi anak-anak pekerja migran Indonesia (PMI) di Malaysia.
Melalui peluncuran Uji Terap Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) jenjang pendidikan menengah oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, kini mereka punya peluang nyata untuk melanjutkan sekolah tanpa meninggalkan keluarga dan ladang tempat mereka tinggal.
Kasmiati, remaja asal Felda Lahad Datu, Sabah, Malaysia, sebelumnya hanya mampu menyelesaikan SMP di Community Learning Center (CLC).
Namun kini, ia bisa menempuh jenjang SMA berkat program PJJ dari Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK).
“Saya tidak bisa tinggalkan rumah karena harus bantu ayah dan jaga adik. Tapi sekarang saya bisa sekolah dari rumah,” ungkap Kasmiati dengan mata berbinar.
BACA JUGA:5 Makna Burung Gereja sebagai Simbol Keberuntungan, Dipercaya Mampu Usir Energi Negatif
Sang ayah, Abni bin Tamba, yang sehari-hari bekerja di ladang sawit, juga merasa bersyukur.
“Saya ingin anak saya tidak bernasib seperti saya. Tapi saya tak punya biaya untuk sekolahkan dia di kampung. PJJ ini seperti mimpi yang jadi nyata.”
Cerita serupa datang dari Enin, remaja asal Buton yang kini tinggal bersama orang tuanya di Papar, Sabah.
Ia bercita-cita menjadi Polwan dan sadar bahwa tanpa ijazah SMA, mimpinya mustahil tercapai.
“Saya ingin bahagiakan orang tua. Sekarang ada jalan buat saya terus sekolah,” katanya.
BACA JUGA:Nomor WA Kamu Terima Saldo DANA Gratis Rp138.000, Klaim DANA Kaget ke Dompet Digital
Program ini tak hanya menyentuh individu, tapi juga menjadi solusi jangka panjang bagi ribuan anak-anak PMI yang selama ini terpinggirkan dari sistem pendidikan formal. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus, Tatang Muttaqin, menyebutkan bahwa PJJ ini adalah wujud kehadiran negara di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
“Kita tidak bisa biarkan anak-anak bangsa terputus pendidikannya hanya karena tinggal di luar negeri atau daerah terpencil,” ujarnya.
Sumber: