Habitat Makin Tergerus, Gajah Sumatra di Ambang Kepunahan

Habitat Makin Tergerus, Gajah Sumatra di Ambang Kepunahan

Deforestasi yang masif terjadi di bentang alam Seblat, Bengkulu, memicu kekhawatiran serius --WCS

“Banyak alih fungsi terjadi secara ilegal. Koridor ekologis nyaris tidak masuk dalam pertimbangan kebijakan. Yang dominan adalah nilai finansial jangka pendek,” jelasnya.

Di tingkat masyarakat, cara pandang bahwa gajah adalah hama juga turut memperburuk situasi.

“Tanpa edukasi dan intervensi, persepsi ini dapat mendorong tindakan berbahaya seperti peracunan atau pembunuhan gajah,” tambahnya.

BACA JUGA:Ahli Gizi Ungkap 5 Kebiasaan Sarapan yang Ternyata Tak Sehat

Sebagai langkah strategis, Prof Burhanuddin menekankan pentingnya koordinasi lintas lembaga untuk memetakan ulang wilayah jelajah gajah, terutama yang terhubung dengan Taman Nasional Kerinci Seblat.

Ia juga menyoroti pentingnya implementasi Undang-Undang (UU) No 32/2024 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya, terutama terkait penetapan area preservasi seperti koridor ekologis dan kawasan bernilai konservasi tinggi.

Selain itu, ia menilai pembangunan areal konservasi gajah dengan pendekatan flying squad merupakan solusi realistis yang telah terbukti efektif di Taman Nasional Tesso Nilo, Riau.

Program ini, sebutnya, tidak hanya mengurangi konflik, tetapi juga membuka peluang wisata edukasi bagi masyarakat.

“Pelibatan masyarakat adalah kunci. Tanpa mereka, konservasi hanya akan menjadi dokumen kebijakan tanpa implementasi,” tutup Prof Burhanuddin. 

Sumber: