Paparan merkuri bisa menyebabkan kerusakan saraf, gangguan ginjal, hingga kerusakan organ vital lain.
Bahkan, uap merkuri dari alat yang rusak bisa mencemari udara dan masuk ke tubuh tanpa disadari.
Tak hanya itu, pembuangan sembarangan alat kesehatan bermerkuri juga berisiko mencemari tanah dan air, yang bisa berdampak jangka panjang pada ekosistem.
Langkah Kaltara ini mendapat apresiasi karena menjadi salah satu provinsi yang aktif mendukung Indonesia bebas merkuri, sejalan dengan Konvensi Minamata, perjanjian internasional yang bertujuan melindungi kesehatan manusia dan lingkungan dari emisi merkuri dan senyawanya.
"Dukungan dari seluruh pihak, baik faskes pemerintah maupun swasta, sangat kami apresiasi. Ini adalah langkah kolektif menyelamatkan generasi masa depan dari paparan bahan berbahaya," kata perwakilan Dinkes Kaltara dalam keterangan resminya.
BACA JUGA:Ramalan Zodiak Hari Ini 15 Juni 2025: Cek Prediksi Asmara, Karier, Kesehatan dan Keuangan Anda!
Pemprov Kaltara menegaskan bahwa pihaknya akan terus melakukan pemantauan dan edukasi kepada seluruh fasilitas kesehatan untuk beralih ke alat kesehatan bebas merkuri yang lebih aman dan ramah lingkungan.
Dinas Kesehatan juga membuka kanal komunikasi bagi faskes yang masih menyimpan alat bermerkuri untuk segera melaporkan dan menyerahkannya.