Kopi dan Durian Jadi Kombinasi Agroforestri Terbaik untuk Kawasan Transmigrasi

Selasa 25-11-2025,11:06 WIB
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Editor : Marieska Harya Virdhani

BACA JUGA:Dari Rumput Laut sampai Kopi Krayan, Potensi Desa di Nunukan Siap Go Internasional

Dari aspek lingkungan, kombinasi kopi-durian terbukti menyerap emisi karbon lebih tinggi.

“Sistem agroforestri pada lahan 100 hektare mampu menyerap 9.938 ton CO₂e dalam 20 tahun. Ini mendukung target penurunan emisi nasional,” ujarnya. 

Nilai pengurangan emisi ini juga berpotensi diperjualbelikan melalui voluntary carbon market (VCM), meski implementasinya membutuhkan banyak tenaga ahli dan lembaga sertifikasi.

Prof Faroby menekankan bahwa keberhasilan model agroforestri membutuhkan penguatan kelembagaan transmigrasi. Ia mengusulkan pembentukan BUMTrans dan konsorsium sebagai agregator karbon, pusat monitoring–reporting–verification (MRV) digital, serta fasilitator kemitraan nasional maupun internasional. 

BACA JUGA:Honda DBL with Kopi Good Day 2025-2026 Dimulai Pulau Dewata yang Penuh Talenta

“Kesimpulannya, keunggulan finansial agroforestri jauh lebih tinggi dibanding monokultur. Pendekatan ini juga signifikan bagi ekonomi karbon dan keberlanjutan lingkungan,” ujarnya.

Di akhir penyampaiannya, ia menyampaikan pesan reflektif. “Ketika transmigran menanam kopi dan durian, mereka sesungguhnya sedang menanam masa depan Indonesia, masa depan yang hijau, tangguh, dan berkeadilan ekologis. Transmigrasi bukan bab lama sejarah pembangunan Indonesia, melainkan bab baru peradaban hijau bangsa.” 

 

 

 

Kategori :

Terpopuler