Kampus Gotong Royong dalam Pemulihan Bencana Banjir di Sumatera Barat

Kampus Gotong Royong dalam Pemulihan Bencana Banjir di Sumatera Barat

Seiring meningkatnya risiko banjir dan tanah longsor di berbagai daerah, Guru Besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University, Prof Dodik Nurrochmat menegaskan pentingnya kebijakan mitigasi berbasis riset.--BNPB

KALTARA, DISWAY.ID - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) terus memperkuat kolaborasi bersama perguruan tinggi dalam merespons dampak bencana alam yang terjadi di Sumatra Barat.

Kolaborasi tersebut diwujudkan melalui kunjungan ke Universitas Andalas (Unand) dan Universitas Putra Indonesia Yayasan Perguruan Tinggi Komputer (UPI YPTK) Padang, Sumatra Barat. Hal ini merupakan implementasi arah kebijakan “Diktisaintek Berdampak”, yang mendorong perguruan tinggi untuk hadir secara nyata dalam membantu sivitas akademika dan masyarakat terdampak bencana, Sabtu 13 Desember 2025.

Rangkaian kegiatan difokuskan pada koordinasi penanganan mahasiswa terdampak bencana, penguatan kolaborasi antar kampus, peninjauan langsung posko bantuan yang dikelola perguruan tinggi, serta pemberian bantuan di lokasi terdampak.

Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Kemdiktisaintek untuk memastikan keberlangsungan pendidikan tinggi di tengah situasi darurat.

BACA JUGA:Peran Kampus Jadi Ujung Tombak Pemulihan Bencana di Sumatera Barat

Dalam kunjungan ke Unand, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Khairul Munadi mengapresiasi langkah cepat Unand yang menjadikan kampus sebagai ruang aman, pusat layanan, dan simpul solidaritas sosial.

“Kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Rektor Unand beserta seluruh jajaran yang bergerak cepat memastikan seluruh sivitas akademika termasuk mahasiswa terdampak tetap mendapatkan perhatian dan perlindungan. Tidak hanya itu, Unand juga hadir membantu masyarakat di sekitar kampus maupun wilayah terdampak langsung seperti Kabupaten Agam. Ini telah mencerminkan semangat ‘Diktisaintek Berdampak’, dimana kampus hadir dengan aksi nyata melalui respons cepat yang benar-benar dibutuhkan masyarakat,” ujar Dirjen Khairul.

BACA JUGA:Dorong Pencegahan Bullying Mahasiswa, Kampus Harus Jadi Ruang Aman

Pada kesempatan tersebut, Dirjen Dikti bertemu langsung dengan Rektor Unand, jajaran pimpinan universitas, dosen, serta mahasiswa yang terdampak bencana.

Rektor Unand melaporkan sebanyak 827 sivitas akademika terdampak, terdiri atas 626 mahasiswa, 40 dosen, 92 tenaga kependidikan, serta pegawai pendukung lainnya.

Rektor Unand, Efa Yonnedi menyampaikan bahwa sejak hari pertama bencana terjadi, Unand langsung mengambil peran aktif dengan menjadikan lingkungan kampus sebagai pusat tanggap darurat, sekaligus memastikan kebutuhan mahasiswa dan masyarakat terdampak dapat terpenuhi secara cepat dan terkoordinasi.

BACA JUGA:Belasungkawa untuk Timothy, Satgas Anti-Perundungan di Kampus Dibentuk

“Pada masa tanggap darurat, kami memberikan fasilitas asrama gratis bagi mahasiswa yang terdampak bencana. Selain itu, melalui kerja sama dengan berbagai pihak, kami juga menyalurkan bantuan awal untuk membantu mahasiswa memulai kembali aktivitas di tempat pengungsian, seperti voucher belanja untuk kebutuhan dasar, termasuk perlengkapan tidur dan kebutuhan sehari-hari,” ujar Rektor Efa.

Rektor menambahkan selain memberikan bantuan akses tempat tinggal sementara bagi mahasiswa terdampak, Unand juga mendirikan posko tanggap bencana sebagai pusat pengungsian dan distribusi logistik bagi sivitas akademika serta masyarakat terdampak.

Sumber: