Tarakan Catat Pertumbuhan 5%, BPS: Harus Cari Investasi Baru

Tarakan Catat Pertumbuhan 5%, BPS: Harus Cari Investasi Baru

Badan Pusat Statistik Kota Tarakan--BPK Perwakilan Kalimantan Utara

TARAKAN, DISWAY.IDBadan Pusat Statistik (BPS) Kota Tarakan melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut pada triwulan II tahun 2025 mengalami peningkatan sebesar 5,00 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).

Meski demikian, angka ini menunjukkan perlambatan jika dibandingkan dengan pertumbuhan 5,92 persen yang tercatat pada triwulan II tahun 2024.

Kepala BPS Tarakan, Umar Riyadi, menyampaikan bahwa dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi tercatat pada sektor jasa atau tersier dengan kenaikan sebesar 7,33 persen.

BACA JUGA:Presiden Prabowo Genjot SDM Unggu, 2.000 Anak Muda Disiapkan untuk Sektor Vital

Sementara itu, sektor industri atau sekunder tumbuh 2,25 persen dan sektor primer seperti pertanian serta pertambangan naik tipis 1,01 persen.

“Secara keseluruhan ketiga sektor masih menunjukkan pertumbuhan jika dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, memang terdapat perlambatan terutama di sektor konstruksi,” ujar Umar dalam keterangannya pada Rabu, 15 Oktober 2025

Konsumsi Rumah Tangga Masih Kuat, Belanja Pemerintah Tertekan

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan dengan mencatatkan kenaikan 5,20 persen.

Sebaliknya, dua komponen utama lainnya yakni konsumsi pemerintah dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) mengalami penurunan masing-masing sebesar 11,31 persen dan 1,12 persen.

BACA JUGA:Jelang Libur Nataru 2025/2026, Pemerintah Siapkan Diskon Tiket Transportasi Massal

Umar menambahkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Tarakan pada triwulan II 2025 tercatat sebesar Rp 14,86 triliun atas dasar harga berlaku (ADHB), dan Rp 7,07 triliun atas dasar harga konstan (ADHK) 2010.

Menurutnya, salah satu penyebab utama perlambatan adalah menurunnya aktivitas di sektor konstruksi, khususnya setelah proyek pembangunan pabrik kertas milik PT Phoenix Resource Internasional (PRI) mendekati tahap akhir.

“Nilai investasi konstruksi menjadi lebih rendah dibandingkan tahun lalu, karena proyek besar seperti pabrik tersebut sudah hampir rampung,” jelasnya.

Efisiensi Anggaran Pengaruhi Pertumbuhan

Ia juga menyoroti bahwa kebijakan efisiensi anggaran yang masih berlangsung hingga saat ini turut berdampak terhadap melambatnya pertumbuhan, baik dari sisi pengeluaran maupun dari sisi usaha.

“Belanja pemerintah sebenarnya diharapkan dapat menjadi penggerak utama ekonomi daerah. Namun ketika anggaran terbatas, maka perlu strategi alternatif seperti mendorong masuknya investasi swasta,” jelas Umar.

Sumber: