Fadli Zon di Jepang: Budaya Indonesia Bukan Sekadar Warisan, tapi...

Fadli Zon di Jepang: Budaya Indonesia Bukan Sekadar Warisan, tapi...

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon--Kementerian Kebudayaan RI

KALTARA, DISWAY.ID - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menekankan pentingnya penguatan riset dan studi kebudayaan sebagai kontribusi strategis Indonesia dalam pengembangan ilmu pengetahuan global.

Hal ini disampaikannya saat melakukan kunjungan resmi ke National Museum of Ethnology (Minpaku) di Osaka, Jepang.

Dalam sambutannya, Fadli menyatakan bahwa kekayaan budaya Indonesia tidak hanya bernilai historis atau estetis, tetapi juga menyimpan potensi besar sebagai sumber pengetahuan di bidang humaniora dan sosial.

BACA JUGA:BNI Apresiasi Ketangguhan Skuad Muda Indonesia di BWF World Junior Mixed Team Championship 2025

“Kita sering bicara tentang kekayaan budaya, tapi yang lebih penting adalah bagaimana budaya itu menghasilkan pengetahuan. Melalui riset yang kuat, kita bisa menggali pemahaman lebih dalam tentang manusia, sejarah, dan peradaban,” ujar Fadli.

Dorong Riset dan Kolaborasi Akademik Internasional

Kementerian Kebudayaan, lanjut Fadli, saat ini tengah menjalankan sejumlah inisiatif riset budaya, seperti digitalisasi arsip-arsip penting, kajian mendalam terhadap situs megalitikum Gunung Padang, serta penelitian warisan budaya tak benda seperti wayang dan manik-manik Nusantara.

Ia juga menyoroti capaian penting dalam diplomasi kebudayaan, yaitu keberhasilan kesepakatan pengembalian 28.131 fosil Koleksi Dubois dari Belanda ke Indonesia.

Menurut Fadli, hal ini membuka peluang baru dalam studi prasejarah dan arkeologi nasional.

“Fosil-fosil itu bukan hanya artefak, melainkan potongan cerita tentang masa lalu kita. Dengan riset yang tepat, kita bisa menulis ulang sejarah peradaban dari perspektif kita sendiri,” tambahnya.

Nusantara sebagai Peradaban Maritim Tua dan Berpengaruh

Dalam kunjungan tersebut, Fadli juga menyempatkan diri meninjau pameran spesial bertajuk "Humans and Boats: Maritime Life in Asia and Oceania" yang dikuratori oleh Prof. Rintaro Ono.

Pameran ini menampilkan koleksi perahu tradisional, artefak budaya suku Bajau, serta gambar-gambar perahu purba dari Maros dan Muna.

BACA JUGA:Realme 12 5G Resmi di Indonesia, Tawarkan Kamera 108MP dan Fitur Flagship di Harga Rp3 Jutaan

“Ini bukti nyata bahwa peradaban maritim di Nusantara sudah berkembang sejak lama dan memberi pengaruh besar dalam sejarah kawasan. Laut bagi bangsa kita bukan sekadar jalur ekonomi, tapi juga ruang budaya dan identitas,” ujar Fadli.

Selain itu, ia juga mengunjungi pameran tetap bertema “A Day in the Life of Southeast Asia”, yang menyuguhkan gambaran kehidupan masyarakat Asia Tenggara.

Sumber: