Ratusan Pasien Kusta di Papua Terabaikan, Filep Wamafma Desak Investigasi Nasional

Foto Ilustrasi --Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng
KALTARA, DISWAY.ID – Ketua Komite III DPD RI, Filep Wamafma, mendesak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) segera membentuk tim investigasi khusus untuk menangani penyebaran kusta di Papua Barat.
Menurutnya, langkah tersebut krusial untuk menemukan akar persoalan, memastikan ketersediaan obat, serta mendapatkan data akurat mengenai tingkat penularan dan persebaran penyakit.
“Pada Selasa, 16 September, saya akan bertemu langsung dengan Menteri Kesehatan untuk membicarakan pembentukan tim investigasi kusta di Papua Barat,” ujar Filep di Manokwari, Minggu, 14 September 2025.
BACA JUGA:Serangan Israel di Doha Bikin Geger! Negara Arab-Islam Kompak Siapkan Langkah Balasan
Ia mengungkapkan, sejumlah puskesmas di Papua Barat mengalami kesulitan menangani pasien lantaran stok obat kusta kosong. Kondisi ini dinilai berbahaya karena dapat mempercepat penularan dan menambah kasus baru.
“Saya mendapat laporan dari petugas medis bahwa obat kusta tidak tersedia. Pasien tidak tertangani, sementara kasus terus bertambah. Situasi ini butuh perhatian serius pemerintah pusat,” tegasnya.
Filep menekankan bahwa penularan kusta paling rentan terjadi di lingkungan keluarga apabila penderita tidak menjalani pengobatan rutin.
Karena itu, ia mendorong pemerintah untuk memperkuat pencegahan berbasis keluarga, memastikan distribusi obat, meningkatkan layanan kesehatan, dan menggencarkan edukasi kepada masyarakat.
BACA JUGA:Cair lagi! Bansos PKH September 2025 Resmi Disalurkan, Cek Nama Kamu Sekarang!
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Papua Barat, dr Nurmawati, menjelaskan bahwa hingga 2024 terdapat 796 penderita kusta di enam kabupaten, dengan prevalensi 13,76 per 10.000 penduduk.
“Pengobatan kusta butuh waktu panjang, paling cepat enam bulan. Ini penyakit kronis yang termasuk dalam kategori neglected tropical disease (penyakit tropis terabaikan), sehingga penanganannya perlu kerja sama lintas sektor,” kata Nurmawati.
Dari data yang ada, Kabupaten Manokwari mencatat jumlah kasus tertinggi dengan 508 penderita, disusul Kaimana 105, Teluk Bintuni 76, Teluk Wondama 64, Fakfak 29, dan Manokwari Selatan 14 penderita.
BACA JUGA:Pramono Anung Ultimatum: TB Simatupang Bebas Macet Sebelum Akhir Tahun!
Ia menambahkan, peningkatan kapasitas tenaga medis di layanan kesehatan tingkat pertama sangat penting agar penanganan lebih optimal. Namun, ketersediaan obat kusta hingga kini masih bergantung pada distribusi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui pemerintah pusat.
Sumber: