Siswa Indonesia Raih 6 Medali pada Ajang International Junior Science Olympiad 2025 di Rusia
Tim Indonesia yang diwakili enam siswa SMP/MTs berhasil membawa pulang enam medali, yaitu satu medali perak dan lima medali perunggu pada ajang International Junior Science Olympiad (IJSO) 2025 di Sochi, Rusia.--Kemendikdasmen
KALTARA, DISWAY.ID – Siswa Indonesia kembali menegaskan daya saingnya di ajang sains internasional.
Tim Indonesia yang diwakili enam siswa SMP/MTs berhasil membawa pulang enam medali, yaitu satu medali perak dan lima medali perunggu pada ajang International Junior Science Olympiad (IJSO) 2025 di Sochi, Rusia.
Olimpiade ini berlangsung pada 23 November s.d. 2 Desember 2025 dan diikuti sebanyak 123 peserta dari 21 negara serta 3 negara observer.
BACA JUGA:Mahasiswa Tak Mampu di Banyuasin Dapat KIP Kuliah
Capaian prestasi ini memastikan konsistensi Indonesia dalam ajang sains di tingkat internasional sekaligus menunjukkan mutu pembinaan yang terus dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas).
“Adik-adik sudah luar biasa membawa pulang medali untuk Indonesia. Tentunya tidak mudah, adik-adik telah melewati serangkaian tahap di Olimpiade Sains Nasional (OSN) lalu lanjut ke tahap pembinaan. Selamat atas prestasi yang diraih,” tutur Kepala Pusat Prestasi Nasional, Maria Veronica Irene Herdjiono, pada kesempatan terpisah, Rabu (3/12).
Irene berharap para siswa dapat mengembangkan talentanya lebih lanjut.
“Masih ada OSN jenjang Pendidikan Menengah dan Bina Talenta Indonesia yang dapat diikuti kedepannya. Kemendikdasmen terus melakukan pengembangan talenta murid khususnya di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics), Koding, Kecerdasan Artifisial (KA), serta diperkuat dengan pendidikan karakter,” jelasnya.
BACA JUGA:Buka Digital Store, BTN Gandeng Unesa Perluas Layanan Digital bagi Mahasiswa dan Dosen
Reyno Felix Altair Hidayat dari MTsN 3 Banyuwangi menjadi satu-satunya peraih medali perak untuk Indonesia. Lima medali perunggu berhasil diraih oleh Howard Valero Hansen dari SMP Darma Yudha, Pekanbaru; Neo Haven Tanuwijaya dari SMPK Frater Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur; Matthew Pranawinata Tarigan dari SMP Swasta Permata Bangsa, Binjai, Sumatra Utara; Darrel Blessthee Hutagalung dari SMPK 2 Penabur, DKI Jakarta; dan Benedict Luvenco Pardi dari SMPS Narada, DKI Jakarta.
Proses Kompetisi Ketat
Selama jalannya IJSO, para siswa didampingi oleh tim pendamping, yaitu Budhy Kurniawan dan Agustino dari Universitas Indonesia, Iriawati dari Institut Teknologi Bandung, dan Yuniaty Ambarsari Setyawati dari Pusat Prestasi Nasional.
Pada kesempatan ini, Budhy Kurniawan selaku koordinator pembina IJSO, mengatakan bahwa proses kompetisi tahun ini berlangsung ketat. “Tahun ini sangat luar biasa. Di sana sangat menerapkan IPA terpadu, jadi soal eksperimen dan soal teori benar-benar perpaduan dari Biologi, Fisika, dan Kimia. Semua negara juga merasakan soal yang sulit. Alhamdulillah sangat bersyukur semua anak-anak akhirnya membawa pulang medali,” ucap Budhy.
BACA JUGA:Pelatihan Digital Dorong Mahasiswa Lebih Mudah Dapat Kerja In This Economy Era
Dalam seleksi IJSO, peserta harus menempuh tiga tahapan tes sesuai dengan silabus IJSO dengan tingkat kesulitan tinggi yang meliputi bidang Biologi, Fisika, dan Kimia.
Sumber: