Dorong Pencegahan Bullying Mahasiswa, Kampus Harus Jadi Ruang Aman

Dorong Pencegahan Bullying Mahasiswa, Kampus Harus Jadi Ruang Aman

kampus harus mendorong mahasiswa untuk berani mencari bantuan dan menghapus stigma bahwa meminta pertolongan adalah kelemahan.--Freepik

Karena itu, ia menegaskan, kampus harus mendorong mahasiswa untuk berani mencari bantuan dan menghapus stigma bahwa meminta pertolongan adalah kelemahan.

Untuk mencegah kasus serupa, Dr Yulina mendorong kampus membangun sistem perlindungan menyeluruh.

Evaluasi empiris melalui data pengguna layanan dan tingkat kepuasan misalnya, perlu dilakukan agar sistem dukungan kampus semakin kuat.

Ia menekankan empat pilar penting: kebijakan anti-bullying yang tegas, peningkatan kapasitas layanan konseling, pencegahan berbasis komunitas, dan penguatan peran organisasi mahasiswa.

BACA JUGA:Tarakan Bisa Tenggelam? Wali Kota Ingatkan Mahasiswa soal Bahaya Pemanasan Global

“Kampus harus punya mekanisme pelaporan yang aman dan anonim, serta melatih dosen dan mahasiswa menjadi gatekeeper bagi teman-temannya yang rentan,” ujarnya.

Ia juga menyarankan agar layanan konseling diperluas ke format daring dan terhubung dengan lembaga eksternal seperti rumah sakit atau klinik psikologi.

Selain itu, nilai empati perlu ditanamkan sejak mahasiswa baru melalui program orientasi, kegiatan gotong royong, mentoring, serta ruang aman untuk berbagi cerita.

BACA JUGA:Suara Mahasiswa Akhirnya Sampai ke Istana, Ketum GMNI Minta Perlindungan untuk Aktivis

“Budaya empati tidak bisa tumbuh instan. Ia lahir dari keteladanan pimpinan, konsistensi sistem, dan ruang sosial yang manusiawi,” ujarnya.

Menutup pernyataannya, Dr Yulina menegaskan komitmen IPB University dalam memperkuat sistem kesejahteraan mental mahasiswa. “Kesehatan mental mahasiswa adalah bagian dari tanggung jawab bersama seluruh ekosistem kampus,” ucapnya. 

 

Sumber: