Ia menekankan bahwa transisi hanya dapat berjalan baik jika masyarakat merasa aman dan nyaman menggunakannya, didukung oleh desain produk yang tepat serta kesiapan industri dalam negeri.
Karena itu, diperlukan komunikasi publik yang efektif agar manfaat peralihan dapat dipahami dan diterima tanpa hambatan.
Sementara itu, dari perspektif sosial, Derajad Sulistyo Widhyharto dari UGM memaparkan bagaimana persepsi masyarakat terhadap kompor listrik dipengaruhi oleh faktor budaya, kebiasaan memasak, serta keyakinan terhadap keandalan pasokan listrik.
BACA JUGA:Menuju Desa Terang: Upaya Kaltara Sambungkan Listrik ke 115 Desa Terpencil
Menurutnya, tiga pendorong utama menjadi kunci antara lain: stabilitas infrastruktur, dukungan kebijakan dan program pemerintah, serta komunikasi publik yang efektif dan dua arah.
Ia juga menyoroti bahwa kelompok masyarakat berbeda, termasuk perempuan dan generasi muda menunjukkan tingkat penerimaan yang bervariasi, sehingga strategi sosialisasi perlu disesuaikan dengan segmentasi sosial.