BACA JUGA:Berapa Lama Tidur yang Dibutuhkan untuk Pemulihan Otot? Ini Penjelasan Ahli
Pada waktu bersamaan, polutan seperti aerosol turut menurunkan kualitas udara dan memperlemah daya tahan tubuh. Kondisi ini mempercepat penyebaran virus influenza tipe A dan B yang menjadi penyebab utama wabah musiman.
“Perubahan suhu dan kelembapan dapat memengaruhi stabilitas virus di udara. Udara kering atau dingin menurunkan efektivitas sistem pertahanan mukosa saluran napas, sehingga seseorang lebih mudah tertular,” jelasnya.
Selain faktor lingkungan, Dr Desdiani menuturkan, vaksinasi influenza tahunan juga menjadi langkah penting untuk mencegah kasus berat dan komplikasi.
BACA JUGA:Moms! Membentuk Karakter Anak Bukan Hanya Tugas Orangtua, Ini Penjelasan Ahli
“Vaksinasi terbukti efektif menurunkan risiko rawat inap, pneumonia, dan kematian, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, ibu hamil, serta individu dengan penyakit kronis atau imun lemah,” tegasnya.
Meski efektivitas vaksin dapat menurun pada usia lanjut, ia menekankan bahwa manfaatnya tetap signifikan dalam mengurangi tingkat keparahan penyakit.
“Vaksin bukan hanya melindungi individu, tetapi juga membantu membangun kekebalan komunitas, sehingga dapat menekan potensi wabah luas,” tambahnya.
BACA JUGA:Atasi Konflik Gajah dan Manusia, Ini yang Dilakukan Para Ahli
Dr Desdiani juga menegaskan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), termasuk etika batuk, penggunaan masker saat sakit, serta menjaga kebersihan udara dan lingkungan.
“Perubahan iklim dan penurunan kualitas udara bukan sekadar isu lingkungan, tetapi juga masalah kesehatan publik. Karena itu, mitigasi lingkungan harus menjadi bagian dari strategi pencegahan penyakit menular,” ujarnya.
Terakhir, ia berpesan bahwa vaksinasi influenza dan kesadaran lingkungan harus berjalan beriringan.
“Di tengah kondisi iklim yang semakin ekstrem, dua hal ini menjadi kunci utama untuk menjaga daya tahan masyarakat dan mencegah wabah besar,” pungkasnya