Ia bahkan menyebut istilah, “Garuda di dadaku, Malaysia di perutku”, sebagai gambaran nyata tantangan kemandirian ekonomi di daerah tersebut.
BACA JUGA:Kenapa Daging Ayam Pejantan Mirip Ayam Kampung? Ini Penjelasan Ahli
Menanggapi hal itu, Huda menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur di perbatasan bukan hanya soal kesejahteraan, tetapi juga harga diri bangsa.
“Wilayah perbatasan seperti Kaltara adalah garda depan Indonesia. Karena itu, negara harus benar-benar hadir dengan pembangunan yang nyata,” pungkasnya.