Atasi Konflik Gajah dan Manusia, Ini yang Dilakukan Para Ahli

Minggu 26-10-2025,23:32 WIB
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Editor : Marieska Harya Virdhani

KALTARA, DISWAY.ID - Konflik antara manusia dan gajah seringkali terjadi akibat perebutan ruang hidup dan sumber daya.

Konflik dapat berupa: perusakan lahan pertanian, permukiman, dan infrastruktur oleh gajah; manusia cedera/meninggal saat mencoba mengusir gajah; sebaliknya gajah bisa tewas karena dibunuh, dipasangi jerat, diracun, atau tertembak dalam upaya pembalasan; perusakan habitat gajah (pembukaan hutan untuk pertanian, pemukiman, dan industri menyebabkan habitat gajah terfragmentasi),. gajah kehilangan jalur migrasi alami dan terpaksa mendekati wilayah manusia.

BACA JUGA:Lebih dari 468 Ribu Biawak Diekspor, Ahli Ingatkan Aspek Konservasi

Bentuk konflik lainnya adalah penggunaan cara berbahaya untuk mengusir gajah seperti petasan, listrik, parit, pagar api, atau racun untuk mengusir gajah.

Cara ini bisa membahayakan keselamatan gajah dan manusia.

Pusat Penelitian Lingkungan Hidup - Lembaga Riset Internasional Lingkungan dan Perubahan Iklim (PPLH LRI) IPB University bekerja sama dengan Aceh Green Conservation (AGC) menaruh perhatian besar terhadap konflik ini.

BACA JUGA:Berapa Lama Tidur yang Dibutuhkan untuk Pemulihan Otot? Ini Penjelasan Ahli

Riset bersama digelar dengan tujuan memberikan penguatan kapasitas bagi perangkat pemerintahan adat Aceh khususnya lembaga Mukim kepada dalam pengelolaan lahan di zona konflik gajah dan manusia secara berlanjutan.

Hutan Ulu Masen, kawasan seluas 738 hektare yang terhampar di 7 kabupaten di Aceh, dijadikan sebagai wilayah riset aksi. Riset ini menggandeng para akademisi/peneliti dari IPB University, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Universitas Syiah Kuala, Universitas Jember, Universitas Teuku Umar, Universitas Ibnu Khaldun partner lokal dari AGC.

Riset ini dilakukan dengan pendanaan hibah kompetitif global Explore  RECOFTC - The Center for People and Forest (dukungan pemerintahan Swedia), sebuah organisasi internasional yang fokus pada kehutanan masyarakat dan pengelolaan sumber daya alam berbasis masyarakat.

BACA JUGA:Tragedi Robohnya Bangunan Pesantren, Ahli Soroti Trauma Psikologis Santri

Dukungan hibah dari RECOFTC menunjukkan pengakuan terhadap pentingnya penelitian kolaboratif untuk pengelolaan lanskap hutan yang lebih baik.

Untuk pematangan Perencanaan dan Desain Penelitian, para peneliti dan praktisi konservasi terkait pengelolaan kawasan hutan Ulu Masen bertemu dalam diskusi mendalam yang digelar di Bogor pada 23-25 Oktober 2025.

Kerangka penelitian disusun secara komprehensif guna mendukung pengelolaan lanskap hutan yang berkelanjutan dan berbasis bukti ilmiah, termasuk strategi mitigasi konflik manusia-gajah yang menjadi salah satu ancaman serius di kawasan tersebut.

BACA JUGA:Tak Sekadar Viral, Ahli Ungkap Makna Edukatif di Balik Tepuk Sakinah

Kategori :