KALTARA, DISWAY.ID – Kebiasaan sederhana yang terlihat sepele seperti menggendong tas hanya di satu sisi bahu ternyata menyimpan risiko serius bagi kesehatan tubuh, khususnya pada bagian bahu dan tulang belakang.
Hal ini diungkapkan oleh Dr. Aditya Sai, Konsultan Senior Bedah Ortopedi, Spesialis Bahu dan Kedokteran Olahraga dari Rumah Sakit Dr L H Hiranandani, Mumbai.
Menurut Dr. Aditya, tubuh manusia dirancang untuk bekerja secara seimbang.
BACA JUGA:Hadirkan Sheila On 7, BTN Dukung Festival Remember November Yokjakarta
Ketika beban hanya dibebankan pada satu sisi, maka struktur otot dan sendi di sisi tersebut akan mengalami tekanan lebih berat dibanding sisi lainnya.
“Beban yang tidak merata menyebabkan sistem otot dan rangka bekerja tidak seimbang, yang dalam jangka panjang dapat menimbulkan nyeri kronis serta gangguan pada sendi dan otot,” ujarnya.
Picu Mikrotrauma dan Peradangan Otot
Dampak yang ditimbulkan tidak hanya sekadar rasa pegal sesaat.
Aktivitas menggendong tas berat di satu sisi secara terus-menerus dapat menyebabkan iritasi otot di sekitar bahu, seperti otot trapezius dan rotator cuff.
Iritasi ini bisa memicu peradangan dan bahkan cedera mikrotrauma berulang yang mengarah pada kelelahan otot dan penurunan fungsi sendi bahu.
BACA JUGA:Satu Tahun Prabowo-Gibran, Presiden Gelar Sidang Kabinet Bahas Capaian dan Arah Baru
“Tekanan konstan pada sendi akromioklavikular dan glenohumeral dapat menyebabkan kerusakan bertahap pada tulang rawan, meningkatkan risiko artritis bahu dini,” terang Dr. Aditya.
Pengaruh pada Postur dan Tulang Belakang
Tidak hanya berdampak pada bahu, ketidakseimbangan beban juga bisa memicu gangguan postur tubuh.
Bahu yang terbebani akan membuat tulang belakang cenderung miring secara tidak alami untuk menyesuaikan beban, sehingga berdampak pada postur tubuh secara keseluruhan.
Akibatnya, seseorang bisa mengalami sakit leher, perubahan posisi tubuh, hingga sakit kepala, yang muncul sebagai bentuk kompensasi tubuh terhadap distribusi beban yang tidak merata.
Siapa yang Lebih Rentan?
Dr. Aditya menjelaskan, mereka yang memiliki riwayat cedera bahu atau ketidakstabilan sendi sejak awal memiliki risiko lebih besar mengalami gangguan akibat kebiasaan ini.