Wamen Stella Christie Cek Lokasi Sekolah Garuda di Mempawah

Presiden RI Prabowo Subianto menargetkan pembangunan 20 Sekolah Garuda baru dan 80 Sekolah Garuda Transformasi di Indonesia.--Kemendiktisaintek
MEMPAWAH, DISWAY.ID - Presiden RI Prabowo Subianto menargetkan pembangunan 20 Sekolah Garuda baru dan 80 Sekolah Garuda Transformasi di Indonesia.
Hal tersebut dilakukan untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dalam bidang sains dan teknologi.
Untuk mewujudkan visi Presiden, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamen Diktisaintek), Stella Christie meninjau langsung tiga lokasi calon Sekolah Garuda di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Rabu 10 September 2025.
BACA JUGA:Bustan Ungkap Komitmen Kaltara: dari Makan Bergizi Gratis hingga Sekolah Unggul
Lokasi pertama di Dusun Moton, Kelurahan Pasir Wan Salim, Kecamatan Mempawah Timur, kedua, Lahan SMK N 1 Mempawah Timur, Jl. Djohansah Bakri Antibar, Desa Antibar, Kec. Mempawah Timur, dan ketiga di Pelabuhan Perikanan Kuala Mempawah, Jl. Pangsuma, Desa Antibar, Kecamatan Mempawah Timur.
Wamen Stella menuturkan kepada Bupati Kabupaten Mempawah, Erlina Ria Norsan, bahwa Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto telah mengatakan pada Sidang Tahunan MPR di Gedung Nusantara, Kompleks MPR/DPR RI, Jumat 15 Agustus 2025 akan hadir Sekolah Garuda di berbagai daerah di Indonesia.
Dengan total 100 sekolah, sebanyak 20 unit akan dibangun sebagai Sekolah Garuda baru dan 80 unit lainnya ditransformasi dari sekolah yang sudah ada.
“Sekolah Garuda ini visi langsung Bapak Presiden Prabowo Subianto, yang sangat penting sekali Pak Presiden ingin membangun STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematics). Dibandingkan dengan negara tetangga kita, lulusan STEM di Indonesia masih kalah jauh, karena itu, pendekatan pendidikan STEM harus dibangun secara lebih sistematis dan terintegrasi, dimulai dari jenjang prauniversitas. Itulah mengapa ditaruh di Kemdiktisaintek,” papar Wamen Stella di hadapan Bupati Mempawah dan jajaran.
Tinjauan Lokasi
Saat meninjau langsung kondisi topografi lahan di wilayah Moton, Wamen Stella mengungkapkan dari total 24 hektare lahan yang tersedia, pembangunan hanya memerlukan sekitar 2,01 hektare, sementara sisanya akan tetap dikelola bersama masyarakat untuk menjaga keberlanjutan lingkungan.
“Kami ingin agar masyarakat sekitar tetap dilibatkan, sehingga pembangunan sekolah ini tidak menghilangkan identitas dan potensi lokal yang sudah ada,” kata Wamen Stella.
Dalam kunjungan tersebut, Wamen Stella juga menyebut bahwa pembangunan Sekolah Garuda tidak hanya berorientasi pada ketersediaan lahan dan infrastruktur, tetapi juga memperhatikan ekosistem, kebutuhan masyarakat, serta potensi lokal di sekitarnya.
“Kami melihat di lokasi ini menarik, dari lahan juga cukup ideal, rata, dan tidak membutuhkan biaya besar untuk pengolahan. Infrastruktur seperti air dan listrik tersedia dengan baik,” ujar Wamen Stella.
Sumber: