Butuh Waktu Berbulan-bulan, Ini Proses Rumit di Balik Kain Tenun Kalimantan Utara

Bagi masyarakat adat di Kalimantan Utara, khususnya suku Dayak dan Tidung, kain tenun bukan sekadar bahan sandang.--Rumah Batik Bedjo
TARAKAN, DISWAY.ID – Kain tenun Kalimantan Utara bukan sembarang Kain.
Di balik keindahannya yang khas dan warna-warna tajamnya yang menawan, tersimpan proses panjang yang penuh ketekunan dan nilai budaya.
Banyak yang tidak tahu, pembuatan satu helai kain tenun bisa memakan waktu berbulan-bulan, bahkan hingga setengah tahun, tergantung motif dan ukuran.
Bagi masyarakat adat di Kalimantan Utara, khususnya suku Dayak dan Tidung, kain tenun bukan sekadar bahan sandang.
Ia adalah penanda identitas, warisan leluhur, sekaligus simbol status sosial dikutip dari laman Rumah Batik Bedjo.
BACA JUGA:Wisuda UBT: Ini Kiat untuk Anak Muda Kaltara agar Berdaya di Industri Kerja
Tak heran jika proses pembuatannya dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan tidak bisa sembarangan.
Proses awal dimulai dari pemintalan benang.
Di beberapa daerah pedalaman, masih ada pengrajin yang menggunakan serat alami dari kulit kayu atau kapas lokal.
Setelah itu, benang dicelupkan dalam pewarna alami dari tumbuhan seperti daun tarum (untuk biru), akar mengkudu (merah), atau kunyit (kuning).
BACA JUGA:Wujudkan Sinergi Kemanusiaan, Musprov Ke-2 PMI Kaltara Resmi Dibuka
Motif tenun Kalimantan Utara pun tak sembarangan. Ada motif yang hanya boleh dikenakan oleh tetua adat atau digunakan dalam upacara tertentu.
Misalnya, motif burung enggang atau naga sering dikaitkan dengan kekuatan spiritual dan perlindungan.
Pengrajin biasanya membutuhkan waktu berminggu-minggu hanya untuk menggambar skema motif sebelum mulai menenun.
Tenun Gedogan yang Melelahkan
Sumber: