DPR Desak Reformasi Lapas: Jangan Lindungi Oknum, Bongkar Sindikat Narkoba

Foto Ilustrasi--RSUD Dr. (H.C) Ir.Soekarno
KALTARA, DISWAY.ID – Anggota Komisi XIII DPR RI, Meity Rahmatia, melontarkan kritik tajam terhadap lemahnya pengawasan lembaga pemasyarakatan (Lapas) dalam menangani peredaran narkotika di balik jeruji penjara.
Ia menilai, Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimpinas) perlu menunjukkan langkah konkret, bukan sekadar wacana, dalam memerangi praktik ilegal yang terus berulang di dalam Lapas.
“Sudah jadi rahasia umum, Lapas bukan hanya tempat pembinaan, tapi malah jadi markas operasi jaringan narkoba. Sekarang saatnya Lapas benar-benar ikut mendukung program prioritas Presiden Prabowo untuk bersih-bersih dari korupsi dan narkoba,” ujar Meity dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 14 Oktober 2025.
BACA JUGA:Mau Investasi Emas Antam? Ikuti 7 Trik ini agar Keuntungan Maksimal
Pernyataan itu muncul setelah mencuatnya kembali kasus penyalahgunaan narkoba yang menyeret nama artis Ammar Zoni.
Kali ini, Zoni diduga memiliki keterkaitan dengan jaringan peredaran narkoba yang beroperasi dari dalam Lapas Salemba, Jakarta Pusat.
Kasus tersebut memperkuat kekhawatiran publik bahwa penjara justru menjadi pusat kendali distribusi narkotika.
Politisi dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menegaskan bahwa penindakan terhadap pelaku tidak boleh berhenti pada satu-dua nama.
Ia menuntut pengungkapan menyeluruh, termasuk kemungkinan adanya keterlibatan aparat Lapas dalam jaringan tersebut.
BACA JUGA:Asus Zenbook 14 OLED: Laptop Tipis Bertenaga AI untuk Profesional Muda
“Kita apresiasi kerja Ditjenpas, tapi jangan puas di permukaan. Siapa saja yang bantu jalankan peredaran di dalam penjara? Pelaku pasti tidak bekerja sendiri. Harus dibongkar jaringannya, termasuk bila ada petugas yang bermain di dalam,” tegasnya.
Meity menambahkan bahwa komitmen memberantas narkoba harus diwujudkan dalam tindakan nyata, bukan sekadar slogan.
Menurutnya, keberanian negara terlihat dari kemampuannya menindak siapa pun yang terlibat, termasuk internal institusinya sendiri.
“Kalau ingin rakyat percaya, mulai dari bersih-bersih di tubuh sendiri dulu. Jangan lindungi oknum, karena di situlah sumber masalah sebenarnya,” pungkasnya.
Sumber: