Kebutuhan Program MBG, Butuh 5 Ton Beras dan 200 Kg Telur untuk 3 Ribu Anak
Kepala BGN, Dadan Hindayana --Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
“Selama ini kita bicara produksi, produksi, produksi. Tapi pembeliannya tidak pernah dijamin. Dalam MBG, pemerintah menjamin produksi sekaligus pembelian. Ini sesuatu yang belum pernah terjadi,” tegas Dr Dadan.
Kepala LRI-PGK IPB University, Prof Drajat Martianto, juga menilai penguatan SPPG, inovasi dapur besar, serta teknologi penyimpanan dan pengolahan, penting untuk memastikan makanan aman dikonsumsi. Inovasi juga diperlukan untuk mengurangi plate waste yang tinggi pada anak usia dini.
BACA JUGA:IDAI Sampaikan Surat Terbuka untuk Badan Gizi Nasional Tuntaskan Keracunan MBG
Ia turut memaparkan triple burden of malnutrition sebagai persoalan gizi nasional yang harus diselesaikan melalui MBG.
Selain itu, hidden hunger juga menjadi isu besar karena tidak tampak secara kasatmata, tetapi berdampak pada imunitas dan perkembangan anak.
Prof Drajat menegaskan, intervensi tidak boleh hanya berfokus pada 1.000 hari pertama kehidupan. “Kita tidak ingin melewatkan masa pertumbuhan pada usia sekolah dan remaja. Anak-anak stunting akan memiliki risiko tinggi pada penyakit tidak menular di masa dewasa,” katanya.
Kata kunci: freeze dried, teknologi pangan, BGN, LRI PGK
Kategori SDGs: 4, 9, 17
==========
Direktorat Kerjasama, Komunikasi, dan Pemasaran
Sumber: